PASURUAN, BANGSAONLINE.com - Setiap bulan purnama di Candi Jawi ada pagelaran beragam tarian. Mulai dari tari layang-layang, tari kelelawar, tari tembak dan masih banyak tari lainya. Tapi akhirnya tarian tersebut kurang menarik perhatian masyarakat.
Ketua DK3P Ki Bagong Sabdo Sinukarto memaparkan, ada beberapa kendala dalam kegiatan tersebut yang dampaknya kurang menarik perhatian masyarakat.
Baca Juga: Karnival Budaya Hari Jadi ke-1095 Kabupaten Pasuruan Dimeriahkan Hanoman Raksasa
Ia menjelaskan, rutinitas tari tersebut hanya terdiri dari 9 kecamatan. Sementara kabupaten ini berjumlah 24 kecamatan.
"Ya mesti saja gak ada peminatnya," jelas Bagong kepada BANGSAONLINE.com disaksikan perwakilan Kepala Bidang Seni dan Budaya Disparbud Kabupaten Pasuruan Nurul Hidayati, Minggu (23/6), di areal Candi Jawi Pandaan, Kab. Pasuruan.
Bagong mengusulkan kepada Kabid yang hadir di acara tersebut agar seluruh perwakilan dari beberapa kecamatan diikutsertakan untuk menampilkan tariannya tersebut. Atau paling tidak menurut Bagong, meskipun bukan tari, tetapi kreasi budaya yang telah diwariskan oleh nenek moyang mereka.
Baca Juga: Hadiri Pagelaran Seni Budaya, Wakil Wali Kota Pasuruan Ingatkan soal ini
"Jangan cuma 9 kecamatan, tapi semua kecamatan diperankan tampil, meski bukan tari kan ada kreasi warisan nenek moyang yang patut untuk dilestarikan. Misalnya Phojentrek, hingga sekarang yang dikenal oleh masyarakat luas adalah pencak silat mancilan, dan banyak lagi kecamatan lainnya," usulnya.
Bagong juga menyampaikan gagasannya bahwa di sekitar Candi diadakan stan atau ruko yang terbuat dari bambu. Masing-masing stan tersebut mewakili dari masing-masing kecamatan. Tujuannya supaya tiap kecamatan menampilkan makanan khas daerah kecamatan mereka sendiri. Jika itu terealisasi, ia bisa memastikan bahwa perhatian masyarakat antusias dengan gagasannya.
"Aku yakin jika gagasan itu terlaksana, akan menarik perhatian orang se-Indonesia raya," tandasnya sambil tertawa.
Baca Juga: Peringati Hari Santri Sekaligus Lestarikan Budaya, Pemkot Pasuruan Gelar Lomba Samroh
Nurul merespon gagasan Ki Bagong. Ia sangat berterima kasih kepada teman DK3P yang tidak hentinya menyampaikan masukan dan semangat mereka terhadap perjuangan seni dan budaya yang ada di Kabupaten Pasuruan. (afa/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News