SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Pemerintah Provinsi Jawa Timur tengah serius mengakselerasi pengembangan sektor pertanian dari hulu hingga ke hilir. Salah satu strateginya dengan menjajaki pembentukan institusi yang menangani industri hortikultura yang rencananya dinamakan Jatim Incorporated. Rencana pembentukan lembaga itu dimaksudkan untuk memberikan nilai tambah pada produksi hasil holtikultura dengan prinsip petik olah kemas jual.
"Saat ini saya tengah berkonsultasi dengan ahli hukum guna mendapatkan pendapat yang legal dan bersifat administratif terkait pendirian lembaga tersebut," kata Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa usai melakukan pertemuan dengan PT. Polowijo Gosari Group di Gedung Negara Grahadi, Selasa (16/7).
Baca Juga: Resmikan Gedung Sekber PHDI, Pj Gubernur Jatim Ajak Umat Hindu Jaga Kondisivitas Pilkada
Khofifah mengatakan, ia seringkali menyampaikan usulan terkait prinsip petik olah kemas jual, sehingga banyak pihak yang merespons. Salah satunya PT. Polowijo Gosari Group. Perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan hasil pertanian ini menjadi salah satu yang akan digandeng Pemprov Jatim.
"Saya berkali-kali menyampaikan tentang petik, olah, kemas, jual. Saking seringnya lalu banyak yang merespons. Seperti Polowijo ini, dulu saya sudah sempat ke sana, dan menyampaikan itu, ternyata mereka langsung mencoba dan menerapkannya," kata Khofifah.
Menurutnya, salah satu yang sudah dikembangkan PT. Polowijo Gosari Group adalah mangga. Perusahaan ini sudah memproduksi olahan mangga menjadi dodol dan es krim. Hasil olahan tersebut bahkan sudah menembus toko modern. Tidak hanya itu, buah hasil petik yang memenuhi quality control bahkan sudah tembus ekspor.
Baca Juga: Sukses Implementasikan Tata Kelola SPK Efektif dan Terukur, Pemprov Jatim Raih Penghargaan dari BSN
Ke depan, ia meminta PT. Polowijo Gosari Group untuk mengembangkan manisan mangga. Alasannya, potensi mangga di Jawa Timur cukup besar, mencakup wilayah Pasuruan, Probolinggo, Situbondo, Bondowoso, hingga Madura.
"Hal ini dilakukan agar saat oversupply (harganya) tidak murah. Harus ada data produksi dan distribusi. Sehingga kita bisa melakukan pemetaan yang butuh pengolahan berapa banyak, berapa yang bisa diolah dan cocoknya diolah dalam bentuk apa," tandas mantan Menteri Sosial ini.
Khofifah menyebut jika ada pemetaan tersebut, masyarakat akan mengurangi kebiasaan petik langsung jual. Saat over supply, proses akan terbagi dua, yakni buah yang dijual dalam bentuk olahan dan non olahan.
Baca Juga: Pemprov Jatim Sabet Sertifikasi 13 Warisan Budaya Tak Benda Indonesia dari Kemenbud
"Nanti kalau sudah jalan, kita akan sampaikan ke bupati yang punya produksi mangga besar, kita petakan dimana kita bisa lakukan petik olah kemas jual," ucap Khofifah.
Bahas Durian, Buah Naga, dan Coklat
Tak hanya soal mangga, pertemuan juga membahas soal durian. Rencananya bersama Litbang Pertanian, Pemprov Jatim akan dilakukan re-planting atau penanaman ulang untuk menggantikan tanaman durian yang punya kualitas kurang bagus.
Baca Juga: Di Rakor GTRA Kanwil BPN Jatim, Adhy Karyono Optimistis Regulasi Baru Jadi Solusi Atasi Mafia Tanah
Penanaman ulang ini sudah diujicobakan di Pasuruan. Sembari menunggu hasilnya, Pemprov kini tengah mencari lahan luas yang bisa ditanami durian secara massif. Pemprov juga memilah bibit unggul dan varietas yang akan dipromosikan.
"Juga untuk buah naga. Kemarin saat panen, terjadi oversupply harga jatuh. Sekarang memang harganya sudah sangat kompetitif. Tapi harus disiapkan opsi nanti kalau musim panen raya lagi bagaimana, pengolahan pasca panennya harus disiapkan," ucap Khofifah.
Produk lain yang juga jadi fokus pengembangan adalah kakao atau coklat. Khofifah ingin ada peningkatan pengolahan hingga produk akhir sehingga makin tinggi daya saingnya, seperti dikemas indah dan siap dijual lebih luas sebagai oleh-oleh maupun hadiah.
Baca Juga: Luncurkan 3 Layanan, Pj Gubernur Jatim Optimistis Makin Banyak Produk UKM Tembus Pasar Dunia
"Saat ini coklat bisa dipamerkan di Asrama Haji untuk oleh-oleh jama'ah haji sebagai pengganti coklat Arab, coklat kita sama dengan coklat di Arab yang iklimnya tropis," tambahnya.
Produk akhir bidang pertanian dan holtikultura di Jatim, lanjutnya, memang sudah banyak dikembangkan. Namun jika bisa melakukan pendampingan lebih banyak pada sektor downstream-nya, maka hal ini akan mendukung upaya Pemprov dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menurunkan angka kemiskinan di Jawa Timur. (mdr/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News