TRENGGALEK, BANGSAONLINE.com - Sri Sultan Hamengkubuwono X memberikan sinyal positif terhadap Pemkab Trenggalek dalam hal kerja sama budaya, ekonomi, dan pariwisata.
"Ngarso dalem telah memberikan lampu hijau bahwa Trenggalek telah mendeklarasikan diri menjadi bagian Yogyakarta dalam hal kebudayaan. Sehingga pada 31 Agustus nanti, saat hari jadi Kabupaten Trenggalek akan dikirim utusan yang paham tata cara dan rencana prosesi hari jadi," ungkap Bupati Arifin usai bertemu dengan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X di Gedung Willis, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Kamis (25/7).
Baca Juga: Ketua DPRD Trenggalek Sebut RAPBD 2025 Disahkan Jadi Perda
Kedatangan Bupati Arifin ke Yogyakarta disertai beberapa anak buahnya di antaranya Kabag Pemerintahan Edy Suprayitno, Plt Kepala Dinas Pariwisata Sunyoto, dan Kabag Protokol. Pertemuan antara Sri Sultan Hamengkubuwono X dan Bupati termuda se-Indonesia berlangsung hampir satu jam.
Sementara Gubernur DIY didampingi Asisten Pemerintahan dan Kesra Setda DIY Tavip Agus Rayanto.
Selain bersilaturahim dan menyampaikan gagasannya kepada Sri Sultan HB X untuk mengimplementasikan budaya Yogyakarta yang akan digunakan dalam kegiatan adat dan budaya di Kabupaten Trenggalek, Bupati Arifin juga mengundang Gubernur DIY untuk hadir di Trenggalek dalam prosesi hari jadi Kabupaten Trenggalek.
Baca Juga: Ketua DPRD Trenggalek Sebut Anggaran Pembangunan Jalan 2025 Bertambah dari 80 Jadi 90 Miliar
Hal ini menurutnya agar Gubernur DIY bisa menyaksikan secara langsung budaya Yogyakarta yang sudah berjalan dan berkembang di masyarakat Trenggalek. Bupati Arifin juga menyampaikan adanya kedekatan sejarah antara Keraton Yogyakarta dengan Trenggalek.
Untuk itu, kedatangan Sultan dan tim pakar bisa dilakukan untuk menggali kebenaran sejarah tersebut. "Pertemuan dengan Ngarsa Dalem ini pun, mungkin tak hanya sekali dua kali, namun bisa sampai tiga hingga empat kali," katanya.
Gus Ipin juga menyebut, akar sejarah mengenai Pangeran Mangkubumi dan Trenggalek. "Saya tadi juga dikasih buku oleh Ngarsa Dalem. Buku tentang sejarah dan warisan budaya Yogyakarta. Ini sebagai internalisasi budaya sejarah Jawa dan Keraton," jelasnya.
Baca Juga: Komisi III DPRD Trenggalek Bersama Dinas PKPLH dan PUPR Bahas RKA 2025
Bupati Arifin juga meminta izin untuk mempelajari budaya Jawa dan Keraton melalui Pawiyatan. Sementara untuk hari jadi, pihaknya juga meminta izin mengenai tata cara kirab pusaka, bregodo pasukan kerajaan, termasuk pakaian yang boleh dipakai camat, dan pejabat pemerintahan sesuai tata cara DIY.
"Kami akan belajar kepada ahlinya, terkait kirab pusaka dan tata laksana di keraton, ageman yang dipakai camat, bupati, prosesinya seperti apa," urainya.
Permohonan izin dan pembelajaran akar sejarah Keraton Yogyakarta ini, sambung Arifin, merupakan bagian untuk menampilkan budaya filosofis. "Acara budaya di wilayah Kabupaten Trenggalek memang harus menekankan nilai-nilai filosofis, agar acara tersebut tak hanya berwujud acara karnaval awur-awuran, tetapi juga sebagai pendidikan karakter,” terangnya.
Baca Juga: Pjs Bupati Trenggalek Tinjau Gudang Bulog
Ia juga menyampaikan keinginan Sultan untuk mensinergikan program, bagaimana arsitektur yang ada di Yogyakarta ini diakomodasi di Trenggalek dan sejarah asal mula keraton ini juga akan dikembangkan.
Pada kunjungannya tersebut, Gus Ipin juga mendapatkan pesan penguatan kerja sama ekonomi dan wisata.
Bupati Arifin lantas menjelaskan, Pemerintah sudah membangun infrastruktur yang menghabiskan dana banyak, mulai dari poros Yogyakarta, Trenggalek, hingga Malang. Kendati demikian jika infrastruktur yang dibangun tersebut tidak dimanfaatkan dan dilakukan pendekatan ekonomi, khususnya pariwisata dan budaya, maka sangat disayangkan. (man/rev)
Baca Juga: Pemkab Trenggalek Raih Predikat III Pelaporan Aksi HAM 2023
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News