SUMENEP (bangsaonline)
Kenaikan harga beras menjadi pemicu inflasi bulan Oktober di Sumenep sebesar 0,65 persen. Laju inflasi Sumenep tertinggi dari 8 kota Indeks Harga Konsumen (IHK) Jawa Timur, sedangkan inflasi terendah terjadi di Kabupaten Jember sebesar 0,12 persen.
Baca Juga: Bupati Malang Terima Penghargaan dari Mendagri
Bahkan diatas inflasi Nasional yang bergerak diposisi 0,47 persen dan Jawa Timur sebesar 0,44 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumenep, Suparno, menjelaskan, inflasi Oktober ini terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks kelompok pengeluaran.
"Kelompok bahan makanan merupakan penyumbang inflasi tertinggi sebesar 1,64 persen; diikuti kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,39 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,45 persen; kelompok sandang 0,02 persen; kelompok kesehatan 0,58 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,66 persen; serta kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,02 persen," kata Suparno.
Baca Juga: Bantuan Beras Diperpanjang hingga Juni 2024, Bapanas: Bisa Tekan Inflasi
Komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya inflasi adalah beras, cabai merah, daging sapi, udang basah, perguruan tinggi (PT), bawang merah, bahan bakar rumah tangga, upah pembantu rumah tangga, daun bawang, tarif listrik, nasi dengan lauk, bawang dan cabai rawit. "Beras penyumbang inflasi terbesar sebesar 0,2018 persen; kemudian cabai merah 0,1459 persen; dan daging sapi sebesar 0,1265 persen," terangnya.
Suparno mengungkapkan, untuk tingkat inflasi tahun kalender Sumenep bulan Oktober sebesar 3,98 persen; Jawa Timur 3,83 persen dan Nasional sebesar 4,19 persen. "Sementara tingkat inflasi tahun ke tahun (Oktober 2014 terhadap Oktober 2013) sebesar 4,07 persen; Jawa Timur 4,57 persen dan Nasional sebesar 4,83 persen," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News