BLITAR, BANGSAONLINE.com - Pembangunan Pasar Legi Kota Blitar dikeluhkan sejumlah pedagang yang masih menempati sejumlah kios di bagian utara pasar. Pasalnya proses pembongkaran pasar tradisional yang terbakar 2016 lalu itu menyebabkan debu berterbangan hingga menempel ke barang dagangan. Terutama pedagang yang posisi tokonya berdekatan dengan lokasi proyek.
Dalam pembangunan pasar itu, tidak semua pedagang direlokasi. Sebagian pedagang memang masih berjualan di sekitar lokasi.
Baca Juga: Blusukan Cek Harga di Pasar Blitar, Khofifah Puji Kualitas Sayur Premium di Pasar Tradisional
Gianto pedagang tas dan sandal di Pasar Legi misalnya. Sejak proses pembongkaran dimulai, barang dagangannya banyak yang terkena debu. Hingga warnanya berubah dan tidak bisa dijual lagi.
"Awal pembongkaran itu debunya luar biasa banyak. Dagangan sandal dan tas saya ini rusak dan berubah warga karena debu nempel. Sekarang sudah berkurang, tapi masih lumayan banyak karena ada pengerukan sisa bongkahan," ungkap Gianto, Kamis (15/8/2019).
Hal yang sama juga diungkapkan Ardian, yang membuka toko pracangan di bagian utara Pasar Legi. Barang daganganya juga terlihat penuh debu. Dia berharap ada solusi dari pemerintah maupun rekanan agar debu tidak beterbangan saat proses pembangunan.
Baca Juga: Siapkan Anggaran Rp3 Miliar, Pemkab Blitar Hidupkan Kembali Pasar Tradisional Nglegok
"Kami minta disiram atau dibasahi, jadi debunya tidak terbang ke mana-mana," kata Ardian.
Para pedagang sempat hendak unjuk rasa terkait masalah debu proyek itu. Namun diurungkan karena khawatir mengganggu pekerjaan proyek.
"Kami juga ingin pembangunan cepat selesai, karena kasihan teman-teman yang sudah tiga tahun lebih menunggu proses pembangunan. Kami hanya berharap ada kebijakan bagaimana agar debu tidak menganggu jualan kami," imbuhnya.
Baca Juga: Pasar Kesamben Blitar Terbakar, Ratusan Lapak Pedagang Hangus Dilalap Api
Dikonfirmasi terkait hal ini, Plt. Wali Kota Blitar Santoso mengakui jika proses pembangunan Pasar Legi menyebabkan banyak debu. Apalagi, bangunan yang dibongkar dan akan dibangun kembali adalah bangunan bekas kebakaran.
Terkait keluhan warga, ia menyatakan akan segera berkomunikasi dengan rekanan agar melakukan pembasahan terlebih dahulu sehingga debu yang ditimbulkan tidak terlalu banyak.
"Sebenarnya proses pembangunan kan memang seperti itu, apalagi ini kan bekas kebakaran. Namun karena ada keluhan ini, ya nanti kita sarankan pada rekanan agar dibasahi dahulu," tutur Santoso. (ina/rev)
Baca Juga: Warga Berebut Minyak Goreng Operasi Pasar di Kota Blitar
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News