TUBAN, BANGSAONLINE.com - Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia ke-74, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk - Pabrik Tuban menggelar pagelaran wayang kulit di komplek Perumahan Dinas Semen Indonesia, Desa Sumurgung, Kecamatan Tuban, Jumat (23/8) dan seperti biasanya dibuka untuk umum.
Pagelaran wayang kulit semalam suntuk tersebut mengangkat lakon “Sumilak Pedut Wiratha” yang akan dibawakan oleh Ki Dalang Gondrong Alfrustasi Puji Darsono dari Lasem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Pagelaran seni tradisional tersebut dimeriahkan bintang tamu Gareng Wayang Wong dan Sinden Bule Agnes Serfuso dari Hungaria.
Baca Juga: Masyarakat Keluhkan Tingginya Denda Tilang yang Dijatuhkan PN Tuban, Tertinggi Rp750 ribu
Senior Vice President (SVP) of Production Semen Indonesia, Joko Sulistiyanto mengatakan, pagelaran wayang kulit ini merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan Semen Indonesia Pabrik Tuban dalam rangka memperingati HUT RI ke-74 tahun. Selain itu, juga sebagai upaya perusahaan untuk menguri-uri budaya tanah air warisan leluhur dan sinergi dengan masyarakat sekitar.
“Kami berharap pagelaran wayang ini dapat lebih menumbuhkan semangat dan kecintaan masyarakat terhadap budaya Bangsa Indonesia sendiri,” ungkapnya.
Melalui pagelaran wayang kulit ini, Joko juga meminta kepada masyarakat Tuban untuk saling mencintai dan menghormati antar sesama, tidak membeda-bedakan golongan, ras, suku, maupun agama. Sehingga, tercipta kesatuan dan persatuan Indonesia.
Baca Juga: Penyidik Satreskrim Polres Tuban Mulai Periksa Korban Dugaan Penggelapan Dana BMT AKS Bancar
Sementara pemilihan lakon “Sumilak Pedut Wiratha” menggambarkan kondisi yang dialami perusahaan selama ini. Dalam cerita itu mengisahkan polemik perebutan kekuasaan di negara Adi Kuasa Wiratha dengan rajanya Sang Prabu Matswapati harus berhadapan dengan patihnya sendiri Arya Kincaka dan Rupa Kinca.
Dalam kisah itu, dilakukan tantangan sayembara adu jago manusia, yaitu jago yang dibawa oleh raja melawan jago andalan dari sang patihnya. Di akhir cerita dimenangkan oleh jago dari Prabu Matswapati.
"Hal ini melambangkan sehebat apapun kekuatan lawan, dengan niat baik, berserah diri pada Allah, guyup rukun dalam bersinergi dan saling bahu membahu, maka akan menjadi kokoh tak tertandingi. Itulah yang menjadi kekuatan kita," imbuhnya.
Baca Juga: Warga Resah Kawasan GOR Tuban Marak Aksi Maling Motor dan Helm
Dalam hal ini perusahaan juga dihadapkan pada persaingan market yang luar biasa, karena kompetitor pun semakin bermunculan sehingga diperlukan upaya yang jauh lebih besar.
"Selama ini biasa kita lakukan agar Semen Indonesia tetap jaya dan dapat memberikan kontribusi yang lebih besar bagi masyarakat sekitarnya dan juga negara," pungkas Joko Sulistiyanto. (gun/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News