MALANG, BANGSAONLINE.com - Beras analog berbahan dasar bayam, tiwul, dan ubi ganyong, merupakan inovasi yang ditemukan dua siswi kelas VIII dan IX MTsN 1 Kota Malang, Dania Wijayanti dan Rizqina Faizana. Dipercaya, beras analog ini kaya nutrisi sehingga baik untuk kesehatan dan cocok untuk penderita diabetes.
Nasi analog ini dibuat dengan metode Logan Rice (low glycemic and high nutrition analog rice), akrabnya disebut beras analog bernutrisi.
Baca Juga: Gubernur Khofifah Beri Penghargaan 7 Camat di Jatim atas Inovasi dan Kolaborasi Pelayanan
Berkat inovasi ini, Dania Wijayanti dan Rizqina akhirnya menjuarai Inotek (Inovasi Teknologi) tahun 2019 kategori Agribisnis.
Dania dan Rizqina mengatakan, ide membuat nasi analog muncul ketika ia sering mendengar jika harga beras cukup mahal. Di samping itu, ia ingin mencari solusi terhadap penderita diabetes yang biasanya disarankan mengurangi konsumsi beras.
"Penelitian dilaksanakan sekitar Maret hingga Mei 2018. Kami berdua mulai mengumpulkan buku-buku literasi untuk mempelajarinya. Di bulan Agustus 2018, baru mengaktualisasikan secara berkelanjutan," cerita mereka berdua.
Baca Juga: Difusi Inovasi
Menurut Dania dan Rizqina, keberhasilan menjuarai Inotek tidak lepas dari dukungan dan support pihak madrasah. Mulai dari bahan, penelitian, hingga proses finishing. "Kami saat ini masih ingin mematangkan lagi agar karya kami berdua lebih siap lagi. Ke depannya, kami bermimpi bisa lebih maju dan berkembang, serta memiliki HAKI. Tapi akan kami pikirkan sambil jalan," pungkas mereka berdua.
Sekadar diketahui, Inotek 2019 diselenggarakan Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan (Barenlitbang) Kota Malang. Kegiatan ini diikuti sejumlah ratusan peserta mulai perguruan tinggi, pendidikan SMP/SMA, lembaga swasta, maupun masyarakat biasa. Acara digelar di Hotel Savana Malang, Kamis (29/08). (iwa/thu/ros/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News