NGANJUK, BANGSAONLINE.com - Pentas Seni (Pensi) yang dilaksanakan SMK Negeri 2 Nganjuk berujung aksi demo. Hal ini setelah salah satu siswi yang ingin ikut menampilkan aksi seni dilarang tampil oleh OSIS setempat.
Siswi tersebut adalah Dyah Dwi Lestari. Siswi kelas XII itu bahkan mendapat perlakuan kasar saat dirinya sedang membacakan puisi di atas pentas bersama teman-temannya.
Baca Juga: Para Pelajar Padati Hari Kedua Pameran Kontemporer Museum Anjuk Ladang
"Saya tidak tahu alasan pelarangan pensi bersama teman-teman, apalagi ada insiden pendorongan dan penarikan jilbab saya di atas panggung. Saya anggap itu bentuk pelecehan di hadapan teman serta guru," tegas Dyah, kepada BANGSAONLINE.com, Kamis (10/10) kemarin.
Diakui Dyah, puisi yang dibacakannya berisi tentang kritik terhadap kebijakan kepala sekolah serta agar adanya perbaikan sistem sekolah. Ia menduga hal itulah yang mengakibatkan para anggota OSIS melarang dirinya menampilkan puisi, termasuk Kepala SMKN 2 Dra. Yatini M.Si.
Tak terima dengan larangan tersebut, sejumlah siswi kemudian menggelar aksi demo. Sambil membawa poster bertuliskan tuntutan, mereka meminta Kepala Sekolah tak mengekang kreativitas siswa. Mereka menuntut kepala SMKN 2 memperbaiki sistem pendidikan di lembaga tersebut.
Baca Juga: Awali Tahun Ajaran 2024/2025, SMPN 6 Nganjuk Gelar MPLS 2024
Dikonfirmasi terkait hal ini, Kepala Cabang Dinas Provinsi, Edi Sukarno mengaku menyayangkan dan akan melakukan evalusai atas aksi demo yang disampaikan para pelajar yang mayoritas perempuan.
"Saya akan rapat dan akan mengevaluasi atas para kinerja guru dan kepala sekolah, ini sangat mencoreng citra pendidikan di Nganjuk," kata Edi.
Terkait keamanan pelajar yang melakukan aksi, pihak dinas tetap memberikan perlindungan, utamanya jika mereka nanti mendapatkan intimidasi dari sekolah.
Baca Juga: Pj Bupati Sri Handoko Titip Masa Depan Anak Papua di Nganjuk
Sementara itu Kepsek SMKN 2 Yatini, saat ditanya soal aksi demo pelajar, tidak memberikan keterangan banyak. "Kurangnya komunikasi saja, saya akan perbaiki," singkat Yatini. (bam/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News