BANYUWANGI (bangsaonline)
Bulan April hingga Agustus, menjadi surga bagi wisatawan yang enjoy melihat penyu bertelur. Berlokasi di pantai Ngagelan kawasan Alas Purwo, wisatawan bisa menggunakan satu-satunya homestay milik Pondok Kerja Unit Penetasan Penyu Semi Alami Ngagelan ini, sepanjang malam bisa menyisir pantai, untuk menjadi saksi hidup detik-detik penyu bertelur.
Baca Juga: Launching Majapahit's Warrior Underwater, Pj Gubernur Jatim Sampai Ikut Nyelam Letakkan Patung
“Di bulan April hingga Agustus, sebanyak 6 petugas, setiap malam melakukan patroli menyisir bibir pantai sejauh 18 km. Tujuan kami, memantau penyu bertelur. Bisa jadi, kami hanya menemukan telur-telurnya saja, dan bisa jadi kami bisa bertemu momen saat penyu bertelur,” kata Purwadi, satu petugas pemelihara penyu. “Umumnya, sekali bertelur, jumlah telurnya mencapai seratusan,” tambah dia.
Para petugas ini, bisa dikatakan, harus adu kecepatan dengan predator alam yang menyukai telur penyu, yaitu biawak dan babi hutan. Kadang ajag juga menyantap telur penyu.
Ketika menemui penyu bertelur, yang dilakukan petugas adalah mengabadikan lewat kamera. Mulai proses bertelurnya, memberi nomor pada lokasi tempat bertelur, termasuk titik koordinat mencatat jumlah telur, dan akhirnya membawa telur-telur itu ke tempat penetasan semi alami.
Baca Juga: Ditpolairud Polda Jatim Amankan Dua Pelaku Jual Beli Benih Lobster Ilegal di Banyuwangi
“Jika kita dapatkan momen penyu sedang bertelur, selain melakukan standar kerja yang sudah ditetapkan tadi, kita juga memasang tagging pada tempurung penyu itu. Tagging ini sudah menjadi standar internasional. Bisa jadi, di tahun berikutnya, penyu yang pernah bertelur di sini, berpindah di tempat lain. Memang sejauh ini, kami belum pernah mendapat laporan dari negara-negara lain, apakah penyu yang sudah kita pasang tagging itu, bertelur di negara mereka. Tetapi, kami pernah menemukan penyu dengan tagging yang sudah kita pasang di musim bertelur sebelumnya,” kata dia. “Tentu saja, penyu itu kita registrasi panjang badan dan berat badannya.
Termasuk satu penyu raksasa jenis belimbing berusia ratusan tahun, pernah dipasang tagging. Purwadi mendeskripsikan, penyu raksasa itu panjangnya 2 meter. Untuk jenis belimbing ini cukup langka, karena jenis makanannya sulit, yaitu plankton. Jadi, ketika mendapati ada penyu jenis belimbing sebesar itu, menjadi catatan tersendiri.
Adapun jenis penyu lain yang ‘langganan’ bertelur di Ngagelan adalah penyu abu-abu, penyu hijau, penyu sisik, dan penyu blimbing. “Yang paling mudah makanannya adalah penyu sisik, yaitu ikan-ikan kecil saja.”
Baca Juga: Tim BPBD Lumajang Juara Umum dalam Semarak Gelar Peralatan se-Jatim, Ini Lima Arahan BNPB
Untuk itu, pihak petugas menyisakan tujuh ekor penyu sisik untuk dirawat di pos pantau. Setiap hari, petugas mengganti air laut agar kandungan oksigen di air tetap terjaga.
“Dari telur-telur penyu yang jumlahnya ribuan itu, kita taruh di pentasan semi alami. Telur kita tanam di pasir, dengan kedalaman sekitar 40 cm. Setelah 47 hari, telur yang menetas sekitaran 80 persen. Tukik-tukik kecil itu, kita pindahkan ke bak penampungan selama maksimal tiga bulan. Agar penyu-penyu itu mempunyai kekuatan untuk mengarungi lautan. Ketika mereka sudah cukup kuat, kita lepas di lautan.
Menurut Purwadi, dengan adanya pondok kerja ini, membawa dampak positif bagi nelayan sekitar. Umumnya, nelayan juga sebagai penyelamat telur-telur penyu. “Nelayan segera menginformasikan kepada kita, ketika mereka mengetahui ada penyu bertelur. Butuh kecepatan bergerak, agar kita tidak kedahuluan predator.”
Baca Juga: Rumah di Banyuwangi Rusak Usai Diterjang Hujan Deras dan Tertimpa Pohon
Meski komoditi telur penyu cukup menggiurkan, nelayan di kawasan Alas Purwo ini, menurut Purwanto, telah menyadari pentingnya menjaga keseimbangan alam. Para nelayan tak pernah mengambili telur penyu itu. “Kami sangat terbantukan oleh nelayan, mengingat area patroli kita sangat luas.”
Bahkan, ketika jaring nelayan mendapatkan penyu, mereka memerhatikan dengan seksama, apakah sudah ada tagging atau tidak. Jika ada, penyu itu dilepas lagi ke laut. Jika tak ada, maka penyu itu diserahkan kepada petugas pondok kerja penetasan, untuk dipasang tagging, lalu dilepas lagi ke laut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News