KOTA MALANG, BANGSAONLINE.com - Delapan siswa kelas X SMK Muhammadiyah 2 Malang menjadi korban penamparan seorang motivator kawakan bernama Agus Setiawan alias Agus Piranhas. Penamparan tersebut, terjadi saat siswa kelas X, XI, dan XII jurusan TKJ dan Multimedia mengikuti seminar motivasi wirausaha.
Acara itu digelar oleh SMK Muhammadiyah 2 Malang dengan mendatangkan motivator, Kamis (17/10) kemarin.
Baca Juga: Calon Wakil Wali Kota Malang ini Sebut Banyaknya Kampus Jadi Potensi Pengembangan Industri
Berdasarkan data yang dihimpun oleh wartawan, aksi penamparan itu terjadi karena Agus merasa tersinggung atas sikap peserta (murid) yang mengikuti seminar. Ia kesal karena ditertawakan ketika salah input kata ‘Goblok’ menjadi ‘Goblog’.
“Siapa yang menertawakan soal salah input tadi,” tutur Agus kepada para peserta seminar sebagaimana keterangan sejumlah korban.
Saat itu mendadak suasana menjadi hening. Agus kemudian meminta siswa yang berada di deretan kursi terdepan untuk maju dan baris berjajar. Satu per satu siswa tersebut langsung ditampar secara keras.
Baca Juga: Bupati Malang Tinjau Kondisi Bangunan SDN 2 Gonowangi
“Suara tamparannya terdengar di kursi paling belakang,” ucap siswa kelas XII multimedia berinisial H yang kebetulan duduk di baris belakang saat seminar itu.
H juga sempat merekam peristiwa itu menggunakan Hp-nya. Ia juga mengunggahnya ke media social sehingga viral.
Bahkan, permasalahan ini sudah didengar oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof. Muhajir Effendi. Jumat (18/10) siang, kabarnya Wali Kota Malang Sutiaji bersama Kapolres Malang Kota AKBP Doni Alexander juga sidak ke SMK 2 Muhammadiyah untuk meminta keterangan ke sejumlah guru dan murid guna mengetahui permasalahan yang sebenarnya.
Baca Juga: Pelepasan Burung Merpati Tandai Perayaan HUT ke-17 SMKN 2 Singosari
Kepala SMK Muhammadiyah 2 Malang Nur Kholis, S.Pd menyayangkan aksi penamparan terhadap siswanya tersebut. Apalagi, hal itu dilakukan oleh seorang motivator yang sudah dikenal banyak lembaga pendidikan.
“Kami merasa kecewa dan gak habis pikir. Kami baru kali pertama mengundangnya. Menurut pengakuan teman-teman (kepala sekolah lain, Red) yang pernah memakai jasanya, dia orang yang berkompeten di bidangnya. Testimoni pun juga ditunjukkan," ucap Nur.
Dia mengatakan telah menyerahkan proses tersebut sepenuhnya ke kepolisian. Sebab, ada salah satu wali murid yang tidak terima anaknya ditampar.
Baca Juga: Demi Terwujudnya Generasi Muda Berakhlak Mulia, Sanusi Luncurkan Gerakan Malang Mengaji
“Kami meminta kepada para orang tua korban terus membantu dan mensupport putra-putrinya agar tetap semangat, serta meminimalisir traumatis,” katanya.
Sementara Kepala Cabang Dinas Pendidikan Malang Ema Sumiati menuturkan, pihaknya sebatas mendampingi pihak sekolah. Sebab, saat ini permasalahan itu sudah dilimpahkan ke pihak kepolisian.
"Kami pun ke depannya akan lebih selektif lagi dalam mencari mitra, agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi. Barang kali pihak motivator lagi khilaf waktu itu, namun tetap menjadi pelajaran berharga," tuturnya.
Baca Juga: Di Wisuda Universitas Terbuka Malang, Pj Gubernur Jatim Bahas Pengabdian untuk Kemajuan Bangsa
Akibat peristiwa ini, siswa-siswi dipulangkan lebih awal. Jika hari biasanya pukul 15.00, proses belajar mengajar diakhiri pukul 11.00 atau 13.00. (iwa/thu/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News