JAKARTA, BANGSAONLINE.COM-Prof Dr Mahfud MD, mantan Menteri Pertahanan era Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), dalam bukunya berjudul: Setahun Bersama Gus Dur, bercerita: "Pada bulan pertama menjadi presiden, Gus Dur menerima gaji dengan amplop coklat ketika dia sedang duduk bersama Alwi Shihab dan Zainal Arifin Junaidi.
"Sesudah menandatangani bukti penerimaan gaji tersebut, Gus Dur menyerahkan amplop coklat itu kepada Alwi Shihab, sambil berkata dengan bergurau:
Baca Juga: Puisi Prof Dr 'Abd Al Haris: Pimpin dengan Singkat, Gus Dur Presiden Penuh Berkat
“Kamu harus membeli jas yang bagus. Menteri Luar Negeri jangan memalukan.”
Bulan berikutnya, tutur Mahfud yang kini jadi Menkopolhukam, Gus Dur menyerahkan gajinya kepada Menteri Negara Riset dan Teknologi (Menristek), Prof. AS Hikam yang ketika itu sedang di Istana. “Nih, beli sepatu dan jas. Masak, Menristek sepatunya jelek,” kata Gus Dur bercanda lagi.
Arifin Junaidi merasa heran. Dia pun tanya kepada Gus Dur, mengapa gajinya diserahkan kepada orang lain. Presiden RI ke-4 itu malah menjawab, “Ya sudah, gaji bulan berikutnya untuk kamu saja.”
Baca Juga: Hadiri Haul Ke-15 di Ciganjur, Khofifah Kenang Sosok Gus Dur Sebagai Pejuang Kemanusiaan
Arifin Junaidi kaget dan berkata, “Bukan begitu, Gus. Maksud saya, Gus Dur harus menyimpan gaji itu untuk kebutuhan Gus Dur karena itu adalah gaji Gus Dur sebagai Presiden.”
Gus Dur dengan santai menjawab, “Lha, semua kebutuhan saya sudah disediakan di sini (Istana). Saya tak butuh apa-apa, biar dipakai oleh yang butuh saja.”
Gus Dur memang pribadi yang zuhud. Selalu merasa cukup (qona'ah) dan tak butuh apa-apa, meski ia kemudian difitnah dan dijatuhkan dari kursi presiden oleh sidang MPR yang dipimpin Amien Rais. Faktanya hingga wafat tak ada pengadilan terhadap Gus Dur. Penyelidikan Kejaksaa Agung memutuskan bahwa Gus Dur bersih dari segala tuduhan korupsi. (MMA)
Baca Juga: Tak Ada Data, Keluarga Kiai Besari Minta Gus Miftah Tak Ngaku-Ngaku Keturunan Kiai Besari
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News