Tafsir Al-Isra' 70: Dilan 1991 dan Peran Ulama'

Tafsir Al-Isra Ilustrasi

Juru bicara pendemo itu selanjutnya mengungkapkan keberatannya, karena dalam film itu terdapat adegan ciuman antar muda mudi yang masih pakai seragam sekolah. Mereka menuntut agar film itu tidak diputar dan dilarang edar, kecuali ada sensor perbaikan. Tapi, rupanya tuntutan para pendemo itu tidak digubris oleh siapa pun dan berlalu begitu saja. Jika apa yang didemokan itu benar, maka penulis bersikap:

Pertama, mengapresiasi positif terhadap para pendemo film tersebut. Apapun latar belakang mereka, mereka masih punya kepedulian terhadap moral anak bangsa ini. Bebas ya bebas, tapi sebagai bangsa yang beradab, kita wajib menjunjung tinggi akhlaq.

Kedua, mempertanyakan peran Badan Sensor Film, yang di dalamnya biasanya ada bidang agama atau moral. Apakah mereka sengaja membolehkan adegan ciuman tersebut? Film itu kan ditonton bebas, termasuk oleh anak-anak sekolah, remaja, dan lain-lain.

Ketiga, mempertanyakan peran ulama' yang ada di Syuriah NU, di Majelis Tarjih Muhammadiyah, di MUI, para ustadz televisi yang biasa ngaji dan siaran. Kok semua diam, kok semua bisu? Atau dianggap tidak penting? Setidaknya demo pemuda muslim itu ditanggapi dan dicek kebenarannya, lalu berfatwa.

Di akhirat nanti, para pendemo itu sudah bebas dari tanggung jawab agama, sementara para ulama' dan ustadz yang diam pasti diperkarakan di pengadilan Tuhan nanti. Kepada para kiai, mohon lebih serius pada masalah akhlaq bangsa, tidak hanya serius urusan politik saja.

Tidak bisakah, bersama pemerintah para ulama' ikut mengatur etika tayang di televisi, etika manggung: dari jogetannya, pakaiannya, pergumulan pria-wanita bukan mahram dan lain-lain, sehingga bangsa ini benar-benar bangsa yang berakhlaq mulia. Soal moral di pentas, di tayangan televisi, Malaysia lebih islami dibanding Indonesia. Padahal ulama'nya banyak Indonesia.

Ali ibn Abi Thalib karram Allah wajhah berkata: "banyaknya kemaksiatan terjadi di sebuah negeri, bukan karena banyaknya pelaku maksiat, tetapi lebih karena diamnya para ulama'". 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO