KOTA PROBOLINGGO, BANGSAONLINE.com – Pemkot Probolinggo menuai hujan kritik dari sejumlah elemen masyarakat. Setelah event Kampoeng Tempoe Doeloe mendapat kritikan dari pegiat seni dan budaya di bawah naungan Badan Pembinaan Idiologi Pancasila (BPIP), kali ini event Semipro (Seminggu di Kota Probolinggo) menuai kritik dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Kelompok Pencari Keadilan (Kompak).
“Meski event itu sudah dilaksanakan, namun tetap menyisakan masalah,” ujar Ketua LSM Kompak Kota Probolinggo, Wisman kepada wartawan, Selasa (5/11).
Baca Juga: Berantas Rokok Ilegal, Bea Cukai Probolinggo Gandeng PKL
Menurut dia, banyak Pedagang Kaki Lima (PKL) yang mengaku kecewa dengan event Semipro yang digelar oleh Pemkot Probolinggo. “Banyak PKL lokal yang tidak dilibatkan,” tandasnya.
Ironisnya, dalam pelaksanaan event tahunan ini, banyak dugaan praktik pungli yang menimpa terhadap para PKL. “Nilainya variatif. Ada yang ditarik sebesar Rp 150 ribu hingga jutaan rupiah untuk mendapatkan stan di event tersebut,” katanya.
Sayangnya, imbuh Wisman, dugaan praktik pungli tersebut hingga saat ini belum tersentuh oleh para penegak hukum.
Baca Juga: Pj Wali Kota Probolinggo Gelar Audiensi dengan OPD
Ketua Kompak itu tak hanya mengkritik soal event yang digelar oleh pemkot, namun juga mempersoalkan pelaksanaan proyek yang ada di kota.
Dia mensinyalir pelaksanaan proyek yang menggunakan dana PAK tahun ini akan molor pengerjaannya. Salah satunya pengerjaan proyek alun-alun yang kini sedang dikerjakan.
“Saya yakin pengerjaan proyek itu tidak akan selesai tahun ini. Begitu juga dengan pekerjaan proyek lainnya yang sifatnya tender,” pungkasnya. (prb1/ndi/ian)
Baca Juga: Hari Jadi Kota Probolinggo Viral di Media Sosial, Ada Apa?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News