NGANJUK, BANGSAONLINE.com - Slamet terus berupaya untuk mendapat kesembuhan dari penyakit kanker yang menggerogoti mulut dan hidung sejak sekitar tujuh bulan lalu. Warga Desa Trayang, Kecamatan Ngronggot, Kabupaten Nganjuk itu hampir mengalami putus asa.
Slamet Edi Irawan adalah anak pertama dari dua bersaudara pasangan Murjito dan Sumini. Mereka terus berupaya untuk mencari kesembuhan anaknya, meski saat ini sudah mulai terkendala masalah biaya.
Baca Juga: Nganjuk Terima Penghargaan UHC Tingkat Provinsi Jatim di Acara Peringatan HKN 2024
Sumini, membenarkan jika anaknya sudah mendapat perawatan dari RSUD Nganjuk, dan mendapat rujukan ke RSUD dr Soetomo Surabaya.
"Saya kurang tahu pastinya, sejak rujukan hanya periksa rawat jalan," kata Sumini, kepada BANGSAONLINE.com, Selasa (12/11).
Dijelaskan, sejak menjalani rujukan ke Surabaya, kondisi awal sakitnya hanya sekitar bibir. Sekarang sudah menjalar ke hidung dan itu hanya mendapatkan rawat jalan.
Baca Juga: Tembus Pasar LN dan Serap Tenaga Kerja Lokal, Khofifah Apresiasi Agrobisnis Bibit Buah di Nganjuk
Mungkin dikarenakan keterbatasan alat medis di RSUD Nganjuk, maka proses pengobatan yang dilakukan dengan pulang pergi inilah memerlukan biaya besar. "Terkadang saya mesti pinjam ke saudara, termasuk uluran tangan dari tetangga," ujarnya.
Dari hasil pemeriksaan oleh tim medis RSUD dr Soetomo, bahwa penyakit yang dialami anaknya sejenis kanker. Jadi untuk saat ini masih dicari penyebabnya. Slamet baru menjalani rawat jalan. Belum ada operasi atau sejenisnya.
"Saya hanya ingin Slamet segera lekas sembuh dan bisa beraktivitas seperti awal," harap Sumini.
Baca Juga: Antusias Warga Tinggi, Pj Bupati Nganjuk Apresiasi Baksos Periksa Kesehatan Gratis
Sementara Wakil Ketua Komisi IV DPRD Nganjuk, Karyo saat berkunjung di kediaman Slamet menaruh harapan kepada Dinas Kesehatan Nganjuk agar memberikan bantuan untuk mengantar pasien berobat ke Surabaya menggunakan mobil siaga desa secara gratis.
"Saya dari Komisi IV akan mengupayakan semaksimal mungkin, hingga pasien mendapatkan perawatan secara intensif agar tidak bolak balik," kata Karyo.
Menurutnya, jika hanya diperiksa dan ganti perban terus pulang, inilah yang menjadikan beban karena transportasi. Meskipun perawatan saat kontrol tidak ada biaya, tapi transportasi untuk ke Surabaya inilah harus menjadi perhatian Pemkab Nganjuk.
Baca Juga: Tim Kurator Balai Harta Peninggalan Surabaya Gali Potensi Harta Pailit PT RRI
"Saya sudah berkomunikasi dengan Kadinkes Nganjuk agar pasien Slamet supaya mendapatkan rawat inap di Surabaya, hingga menjalani operasi jika itu harus dijalani," pungkas Karyo. (bam/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News