Wujudkan Sajadah, Dinkes Jatim Bekali Santri Gema Cermat dan PHBS

Wujudkan Sajadah, Dinkes Jatim Bekali Santri Gema Cermat dan PHBS Kepala Dinkes Jatim, Dr. dr. Kohar Hari Santoso (tengah) didampingi Kabid saat memberikan sosialisasi kepada para santri.

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Timur gencar melakukan sosialisasi dan pembekalan kesehatan kepada para santri dan pengasuhnya. Hal ini guna mewujudkan Santri Jawa Timur Sehat dan Berkah (Sajadah).

Salah satunya dengan memberikan pembekalan tentang Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat (Gema Cermat) dan pola Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), di Hotel Fairfield by Marriot Surabaya, Kamis (14/11).

Baca Juga: Cegah Penyebaran Infeksi Berbahaya, Dinkes Kota Batu Sosialisasikan PIE

Kepala Dinkes Jatim, Dr. dr. Kohar Hari Santoso mengatakan, pembekalan para santri ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman mereka dalam bidang kesehatan. Khususnya tentang bagaimana cara mendapatkan, menggunakan, menyimpan dan membuang (Dagusibu) obat secara benar sehingga bisa menjadi santri husada, kader yang bergerak di bidang kesehatan.

"Di Jawa Timur ada sekitar 6.000 pondok pesantren, sehingga kita perlu menjangkau mereka untuk menerapkan pola perilaku hidup dan sehat (PHBS). Kemudian juga meningkatkan kemampuan mereka dalam menggunakan obat secara benar. Harapannya pesantren bisa menjadi agent of change (agen perubahan) untuk kesehatan masyarakat di sekitarnya," ujarnya. 

Lebih lanjut dia menjelaskan, edukasi dan penerapan Germas perlu dilakukan di pondok pesantren, tempat pendidikan para santri, mengingat adanya transisi epidemiologi penyakit menular ke penyakit tidak menular (PTM).

Baca Juga: Pesan Pj Gubernur Jatim saat Terima Yankes Bergerak di Grahadi

Berdasarkan data Double Burden of Disease and WHO NCD Country Profile (2014), periode 1990-2015 pola kematian akibat PTM semakin meningkat dari 37% menjadi 57%, akibat kecelakaan meningkat dari 7% menjadi 13%. Sementara akibat penyakit menular menurun dari 56% menjadi 38%. 

Perubahan pola penyakit itu terkait dengan faktor perilaku seperti pola makan dengan gizi tidak seimbang, kurang aktivitas fisik, dan merokok.

Untuk diketahui, Gema Cermat adalah sebuah upaya agar masyarakat memiliki pengetahuan penting terkait penggunaan obat.

Baca Juga: Kolaborasi, Portkesmas ‘Jaga Bersama’, Siapkan Anak Muda Komunikator Imunisasi di Jatim

Tujuan umumnya adalah untuk meningkatkan kesadaran, kepedulian, dan pemahaman masyarakat bahwa menggunakan obat secara benar adalah hal yang sangat penting. Manfaat Gema Cermat ini bisa dicapai bila segenap masyarakat ingin menerapkannya.

"Manfaat dalam penerapan Gema Cermat yakni bisa memilih obat dengan benar, mengetahui penggolongan obat, mendapatkan obat sesuai indikasi medis, mengetahui hal-hal penting sebelum menggunakan obat, melakukan swamedikasi dengan tepat dan menggunakan obat secara rasional," ungkapnya.

Selain itu, mencapai tujuan penggunaan obat, menggunakan antibiotik secara bijak, mencegah efek samping obat akibat penggunaan yang keliru, mencegah resistensi bakteri atau mikroorganisme penyebab penyakit, serta mencegah penyalahgunaan obat-obatan.

Baca Juga: Kepala Dinkes Jatim Beberkan Upaya Turunkan Stunting

Sebagai informasi, pertemuan tersebut dihadiri oleh 115 orang, terdiri dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, PD IAI Provinsi Jawa Timur dan Kabupaten terpilih (Bangkalan, Gresik dan Sidoarjo) yang terdiri dari unsur santri, pengasuh, perwakilan dinkes kabupaten terpilih, PC IAI kabupaten serta Kemenag kabupaten. (mid/ian)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO