SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Seorang anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) nekat jalan kaki dari Jl. Gubernur Suryo, Ngawi menuju Gedung Negara Grahadi yang terletak di Jl. Gubernur Suryo, Surabaya. Aksi yang dilakukan Amas Ayudianto itu dengan satu tujuan, untuk bertemu Ketua Umum Muslimat NU yang juga adalah Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa.
Amas mengaku akan menyampaikan pesan dari ibunya yang merupakan anggota Muslimat Ranting Bangunrejo Kidul, Kedunggalar, Kabupaten Ngawi. Pesan itu harus ia sampaikan langsung kepada Khofifah. Karena itu, demi menjalankan amanah sang ibu, ia pun berangkat jalan kaki ke Surabaya.
Baca Juga: Jenazah Kiai Roziqi Disalatkan di Masjid Akbar, Khofifah 3 Kali Minta Kesaksian Jemaah
"Saya ini dapat amanah dari ibu untuk disampaikan langsung kepada Ibu Khofifah sebagai Ibunya Muslimat sekaligus Ibunya warga Jawa Timur. Karena saya tidak punya uang, maka saya putuskan berjalan kaki dari Ngawi menuju Surabaya," ujar anggota Satkoryon Banser kedunggalar, Ngawi itu saat dihubungi lewat telepon, Kamis (21/11).
Pria berusia 40 tahun ini mengungkapkan, selain alasan biaya, ia memutuskan berjalan kaki dari Ngawi menuju Surabaya karena ada alasan lain. Alasannya adalah sebagai bagian syi'ar sebagai kader NU. Menurutnya, ini adalah caranya melakukan dakwah dengan membawa bendera merah putih dan bendera NU.
Dirinya bersyukur sepanjang perjalanan dari Ngawi menuju Surabaya, masyarakat yang ia lalui selalu menyambut hangat. Tak jarang mereka memberi minum dan bekal makan untuk di perjalanan.
Baca Juga: Masjid Tertua di China Tak Ditempati Salat, Kenapa? Laporan M Mas'ud Adnan dari Tiongkok (3)
"Bahkan saat di Jombang, ada warga yang dengan sukarela memijat saya. Ini membuktikan semangat persaudaraan dan gotong-royong di Jawa Timur masih sangat kental," tandasnya.
Amas yang berjalan mulai Senin (18/11) pagi, hingga Kamis (21/11) pagi sudah mencapai Kota Mojokerto. Karena itu diprediksi paling lambat Jumat (22/11) pagi, ia sudah sampai di Gedung Negara Grahadi yang merupakan tujuan akhirnya.
Dalam perjalanan yang menempuh jarak sekitar 200 KM itu, Amas memilih banyak berjalan malam hari hingga Shubuh. Sementara pagi hingga siang hari ia gunakan untuk beristirahat. Ia kembali berjalan pada sore hari ketika matahari mulai ke arah Barat.
Baca Juga: CEO BANGSAONLINE Dicegat Pramugari dan Petugas Imigrasi di Bandara Fuzhou, Laporan dari Tiongkok
"Kiai saya menyarankan agar saya berjalan kaki di malam hari. Karena saat malam itu cuacanya adem dan tidak terganggu dengan padatnya lalu lintas. Alhamdulillah sejauh ini tidak ada kendala, hanya kaki saja yang lecet," pungkasnya. (mdr/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News