GRESIK, BANGSAONLINE.com - Ketua DPD Golkar Gresik Ahmad Nurhamim mengaku mendengar adanya manuver seorang tokoh politik di Kabupaten Gresik yang melakukan upaya memborong rekom parpol untuk Pilbup Gresik 2020. Menurutnya, cara itu dilakukan untuk menjegal rival politiknya agar tak bisa maju Pilbup Gresik 2020.
"Saya sudah lama mendengar informasi itu," ujar Ahmad Nurhamim kepada BANGSAONLINE.com, Minggu (24/11).
Baca Juga: Bupati Gresik Deklarasi Dukung Prabowo-Gibran, Ketua PDIP Gresik: DPP Perintahkan Tegak Lurus
Ditanya siapa tokoh yang dimaksud, Nurhamim enggan mengungkapkan. "Saya kira banyak yang tahu dan tak etis untuk disebutkan," katanya.
Menurut dia, trik serupa pernah dilakukan di salah satu daerah yang bertetangga dengan Kabupaten Gresik. "Berhasil memang, sehingga ada calon kuat yang gagal maju karena tak memiliki kendaraan parpol yang cukup, karena telah diborong habis oleh salah satu calon. Dan, untuk memggugurkan syarat Pilkada yang harus diikuti minimal 2 konstestan, mereka mamasang calon bayangan," terangnya.
Namun menurut Nurhamim, sah-sah saja kalau ada seorang politikus yang berupaya memborong rekom semua parpol untuk menjegal rival politiknya dalam perhelatan Pilbup Gresik 2020. "Saya rasa sah-sah saja jika ada orang politis di Gresik memiliki kemampuan seperti itu," cetusnya.
Baca Juga: Bupati Gresik Ikut Deklarasi Dukung Prabowo-Gibran, Anha: Dia Bupati Golkar
Meski demikian, ia yakin kondisi di Gresik saat ini sangat berbeda. Sebab, masing-masing parpol menginginkan kader terbaik mereka bisa ikut running pada Pilbup Gresik 2020. "Tentu filosofinya untuk menjadikan kemajuan Gresik untuk semua lapisan masyarakat, bukan untuk kelompok atau golongan tertentu," kata Wakil Ketua DPRD Gresik ini.
"Saya kira semua parpol punya visi sama, kekayaan Gresik yang melimpah ini harus bisa dikelola dengan baik oleh pemimpin Gresik mendatang untuk kepentingan seluas-luasnya bagi masyarakat," terangnya.
Senada dikatakan Sekretaris DPC PDIP Gresik, Noto Utomo. Menurut dia sah-sah saja jika ada seorang politikus yang melakukan lobi agar bisa memborong rekom parpol sebagai kendaraan maju pada Pilbup Gresik 2020. "Ya boleh-boleh saja kalau punya kemampuan. Namun tak semudah itu. Sebab, rekom itu turun kerena hasil dari elektabilitas calon," katanya.
Baca Juga: Digelar 26 Februari, Tempat Pelantikan Gus Yani-Bu Min Tunggu Hasil Rapat dengan Gubernur
Dia kemudian menyontohkan DPP PDIP yang saat ini tengah menurunkan tim survei untuk menakar elektabilitas para bakal calon sebagai pertimbangan menjatuhkan rekom. "Jadi, rekom itu turun bukan karena istilahnya ada mahar kata orang-orang. Di PDIP tak ada mahar. Rekom PDIP akan diturunkan kepada calon yang tingkat keterpilihannya paling tinggi. Para petinggi DPP PDIP juga telah mewanti-wanti agar kekayaan Gresik yang melimpah ruah ini bisa dikelola dengan sebaik-baiknya untuk pembangunan dan kesejahteraan masyarakat," pungkasnya. (hud/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News