JEMBER, BANGSAONLINE.com - Pasangan suami istri (pasutri) lansia Mudak alias Pak Nur (75) dan Sunamu alias Bu Nur (74) meninggal akibat terdampak bencana angin puting beliung disertai hujan deras di Kabupaten Jember, Kamis (13/12) sore.
Jenazah Mudak pertama kali ditemukan saat warga melakukan pencarian usai cuaca ekstrem berhenti. Saat ditemukan, kondisi jenazah lelaki tua itu ditemukan tergeletak dengan posisi terlentang di tengah lahan tetelan.
Baca Juga: Hadir di Kampanye Akbar, Irwan Setiawan Ajak Menangkan Khofifah-Emil
Diduga kakek tersebut meninggal karena serangan jantung saat bermaksud untuk meminta pertolongan, karena istrinya Sunamu meninggal terlebih dahulu saat hujan deras dan angin kencang. Karena akibat cuaca ekstrem itu, mengakibatkan sang nenek terjatuh pada dataran tinggi di lokasi lahan tetelan dan terbawa arus longsoran.
Jenazah Sunamu baru berhasil dievakuasi pada Jumat (13/12) pagi tadi, setelah pihak keluarga melakukan pencarian sejak malam sebelumnya belum menemukan. Nenek itu ditemukan warga berjarak 0,5 kilometer dari penemuan jenazah suaminya.
"Awalnya yang ketemu jenazah Mudak alias Pak Nur oleh warga dengan kondisi terlentang di tengah sawah, karena diduga terkena serangan jantung, saat mau minta pertolongan warga. Karena istrinya (Suhamu) terkena longsoran lumpur dari lahan tetelan yang berada di dataran tinggi," kata Kapolsek Tempurejo AKP Suhartanto saat dikonfirmasi wartawan.
Baca Juga: Seribu Massa SSC di Jember Nyatakan Dukung Khofifah-Emil
Diketahui pasutri lansia warga Dusun Ponco, Desa Curahtakir, Kecamatan Tempurejo ini saat Kamis pagi kemarin berangkat ke lahan tetelan kawasan Perhutani KRPH Curahtakir, yang lokasinya berada jauh dari pemukiman warga dan di dataran tinggi.
"Kemungkinan saat akan pulang sore harinya, malah terjebak cuaca ekstream itu. Sehingga menjadi korban," sambungnya.
Setelah mengevakuasi Mudak, pihak keluarga pun baru menyadari dan mengetahui jika istrinya, Sunamu juga ikut ke lahan tetelan.
Baca Juga: DPPTK Ngawi Boyong Perwakilan Pekerja Perusahaan Rokok untuk Ikuti Bimtek di Jember
"Akhirnya bersama kasun dan warga dusun dibagi menjadi dua tim, tim pertama langsung mencari korban (Sunamu), tim kedua mengurus pemakaman. Dari malam dicari, dan baru ketemu pagi harinya, pencarian sempat terhenti, karena malam itu gelap gulita. Akhirnya dievakuasi saat ditemukan, kondisi tubuh terpendam lumpur dan hanya kelihatan tangan, kemudian diangkat, dan langsung dimakamkan jam 8 pagi tadi setelah disucikan," tuturnya. (jbr1/yud/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News