BANGKALAN, BANGSAONLINE.com - Rasio Elektrifikasi (RE) di Pulau Madura masih di bawah 90 persen dari 300.065 KK (Rumah) yang disurvei selama 5 bulan sejak Agustus 2019.
Berdasarkan data hasil survei, perhitungan RE bulan September-Desember 2019 didapatkan nilai: Kabupaten Bangkalan 90.36 persen, Sampang 73.34 persen, Pamekasan 80.15 persen, dan Kabupaten Sumenep terendah 64.42 persen
Baca Juga: Pemkab Bangkalan Komitmen Berantas Judol
Sementara jumlah desa yang disurvei 990 desa di empat kabupaten, yakni Bangkalan 281 desa, Sampang 186 desa, Pamekasan 189 desa, dan Sumenep 334 desa
Data ini disampaikan Zainul Hidayah, Kepala Puslit Energi dalam seminar hasil dan deklarasi survei atas pemetaan rasio elektrifikasi (RE) di empat kabupaten Madura atas hasil kerja sama antara PLN UID Jawa Timur dengan LPPM Universitas Trunojoyo Madura (UTM) di Gedung Rektorat Lantai 5, Selasa (17/12).
Sementara Bob Saril, General Manager PLN UID Jawa Timur mengatakan, salah satu penyebab RE di Pulau Madura rendah karena perizinan, akuisisi lahan (pembebasan lahan), tidak mau bayar, serta belum pahamnya masyarakat atas bahaya risiko listrik yang menjadi hambatan saat ini.
Baca Juga: Gandeng Pewanida Kuala Lumpur, Fkis UTM Abdimas Internasional Kajian Al Quran di Malaysia
"Seperti pemanjangan tiang yang berada di halaman warga, kondisi alam seperti pohon besar, penyambungan di setiap rumah, serta pengelolaan terhadap pembayaran sambungan aliran listrik yang masih belum dilakukan," ujarnya menyontohkan.
Ia berharap, selain penelitian akan pendekatan kepada masyarakat untuk memaksimalkan hasil RE, pihaknya juga berharap peran pemerintah dalam memberikan pemahaman dan informasi kepada masyarakat.
Muh Syarif selaku Rektor UTM mengatakan, RE di Madura masih di bawah 90 persen. Di mana Kabupaten Sumenep kurang lebih 64 persen atau terendah dari tiga kabupaten lainnya.
Baca Juga: Peringati HUT ke-493, Pj Bupati Bangkalan Persilakan Investor Masuk ke Kota Dzikir dan Sholawat
Ia berharap, dengan adanya survei ini bisa memberikan edukasi dan pemahaman kepada masyarakat akan pentingnya pemahaman untuk tidak melakukan pelanggaran atas penyambungan aliran listrik.
"Pendekatan sosial budaya juga perlu dilakukan dalam pencapaian RE 100 persen di Pulau Madura," ujarnya. (ida/uzi/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News