GRESIK, BANGSAONLINE.com - Ketua DPC PPP Kabupaten Gresik, Achmad Nadlir memiliki pandangan soal pemimpin Gresik lima tahun mendatang. Menurutnya, menjadi seorang pemimpin tak cukup hanya bermodal bonek (bondo nekat) saja.
"Artinya apa? Seorang pemimpin tak cukup hanya bermodal bonek karena sudah merasa punya modal besar, dan sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni. Sebab, modal itu tak cukup untuk memimpin dan memajukan Kabupaten Gresik. Dibutuhkan konsolidasi, dan kordinasi yang intens seorang pemimpin dengan bawahan, stakeholders dan masyarakat untuk memajukan daerah," ujar Nadlir kepada BANGSAONLINE.com di sela-sela mengikuti pemaparan visi-misi bacabup-bacawabup Golkar di Trawas, Mojokerto, Minggu (29/12).
Baca Juga: Bupati Gresik Deklarasi Dukung Prabowo-Gibran, Ketua PDIP Gresik: DPP Perintahkan Tegak Lurus
Untuk itu, Nadlir mengatakan dirinya akan berupaya melakukan itu semua, apabila ditakdirkan sebagai Bupati Gresik. "Kalau jadi bupati saya akan perbaiki sistem yang ada agar lebih baik dalam menjalankan roda pemerintahan dan memberikan pelayanan publik yang baik," terang pengusaha sukses ini.
Nadlir juga berjanji akan berusaha maksimal dalam berbagai sektor pembangunan, mulai sektor pendidikan, kesehatan, ekonomi, maupun penciptaan lapangan pekerjaan. "Semua itu bisa diwujudkan tak hanya degan bonek, tapi dibutuhkan komunikasi, konsolidasi dengan DPRD, dan komponen masyarakat lain," terang pria yang juga telah mendaftar penjaringan di PDIP dan PPP ini.
Ia menilai, Pemerintah Kabupaten Gresik di bawah nahkoda Sambari Halim Radianto dan Moh.Qosim telah banyak berbuat untuk kemajuan daerah. Pembangunannya maju pesat.
Baca Juga: Bupati Gresik Ikut Deklarasi Dukung Prabowo-Gibran, Anha: Dia Bupati Golkar
"Di Gresik ada Java Integrated Industrial Ports and Estate (JIIPE), PT. Petrokimia Gresik (PG), PT. Wilmar Indonesia, dan akan ada Smelter Freeport Indonesia, dan industri lain. Namun demikian, banyak hal yang harus dilakukan oleh pemimpin Kabupaten Gresik ke depan. Misalnya, soal ketenagakerjaan yang belum imbang antara tenaga skill dan non skill, dan masih tingginya masyarakat tak kerja (pengangguran, Red) karena sulit mencari pekerjaan. Saya sering tanya orang-orang yang nongkrong di warung kopi (warkop) kenapa tak kerja. Kata mereka, cari kerja di Gresik susah, padahal Gresik bertabur ribuan industri," ungkapnya.
Untuk itu, lanjut Nadlir, siapa pun yang akan mendapat rekom dan diusung Golkar pada Pilbup Gresik 2020, harus benar-benar niat mengabdi kepada rakyat. "Saya pingin siapa pun yang akan memimpin Gresik harus siap 24 jam untuk pengabdian masyarakat," pungkasnya. (hud/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News