SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Menjamurnya mini market dan ritel besar membuat warung-warung kelontong terdesak. Apalagi toko-toko modern sudah masuk ke permukiman warga, imbasnya banyak warung tradisional yang gulung tikar. Kalau pun ada segelintir yang masih bertahan tapi dengan omzet yang minim.
Kondisi itu tak lepas dari perhatian Firman Syah Ali, Bakal Calon Wali Kota Surabaya. Menurut Firman, banyak warung kelontong yang gulung tikar karena kalah bersaing dengan toko modern atau mini market. Pasalnya, toko modern didukung jaringan distribusi dan modal yang besar sehingga harga barangnya lebih bersaing ditambah lagi sejumlah fasilitas toko modern yang dilengkapi pendingin ruangan.
Baca Juga: Bawaslu Kota Surabaya Serahkan Laporan Hasil Pengawasan Pilkada 2020 ke Pemkot dan DPRD
"Harus dibangun kesadaran untuk belanja di warung kelontong milik tetangga. Selain menghidupkan usaha kerakyatan, hubungan kekeluargaan juga akan terjalin dengan sesama tetangga. Kalau bukan kita yang berpihak kepada warung-warung kecil milik tetangga, lantas siapa lagi," tegas pria yang akrab disapa Cak Firman itu, Rabu (8/1).
Keponakan Menkopolkam, Mahfud MD ini tak sekedar retorika mengajak belanja di warung tetangga, namun ia bersama keluarga mempraktekan hal tersebut sejak lama. Hal itu ia lakukan tak hanya di lingkungan tempat tinggal, tapi di setiap kesempatan.
Menurut Firman jiwa kerakyatan itu tumbuh begitu saja secara alami dari dalam hati, tidak dibuat-buat dan bukan dalam rangka pencitraan.
Baca Juga: Dilantik Besok Sore, Ini Harapan Warga Surabaya kepada Wali Kota dan Wakil Wali Kota Baru
Ia bercerita bahwa dirinya sering terciduk wartawan ketika sedang makan di warung kaki lima, lesehan di trotoar serta belanja di warung-warung kecil milik tetangga.
"Belum lama ini, ada wartawan yang melihat sendiri saya dan keluarga belanja di warung kelontong. Ini alamiah, tidak dibuat-buat, apalagi pencitraan," terang Alumni Fakultas Hukum Universitas Jember (Unej) tersebut.
Tak hanya urusan belanja urusan sehari-hari. Untuk urusan kuliner pun, Firman lebih memilih kuliner kelas kaki lima. Warung kaki lima kesukaan Bendahara Umum IKA PMII Jatim ini antara lain Sego sambel Mak Yeye Jagir, Rawon Kalkulator Taman Bungkul, Rawon Gajah Mada dan Nasi Jagung Madura pojok Pegirikan Ampel.
Baca Juga: Pascapilkada, Jaman Jatim Evaluasi Pembekuan Jaman Surabaya
Tapi Firman mengakui, idealismenya pada pelaku usaha warung dan kuliner kaki lima bukan berarti ia sama sekali tidak belanja di mall dan mini market. Juga bukan berarti ia sama sekali tidak makan di restoran mewah.
"Momen-momen tertentu oke lah mengisi kebersamaan dengan orang-orang terdekat di resto-resto mewah. Tapi kalau sekedar ngopi-ngopi dan kuliner rutin sehari-hari, saya selalu memilih warung-warung kecil milik rakyat dan belanja di toko-toko kelontongan milik tetangga," pungkas kader muda NU ini. (mdr/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News