KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Menyambut Hari Raya Imlek tahun 2020 ini, Klenteng Tjoe Hwie Kiong, Kota Kediri sudah mempersiapkan berbagai acara. Hal itu disampaikan Halim Prayogo, Bagian Tata Usaha Sekretariat Klenteng Tjoe Hwie Kiong, Sabtu (18/1/2020).
Acara diawali pada Sabtu (18/1) sore, yakni memandikan seratus patung. Selain itu juga akan digelar festival lontong Cap Go Meh untuk seribu orang. Siapa pun boleh hadir untuk menikmati lontong secara gratis.
Baca Juga: Jaring Atlet untuk Porprov, Pordasi Kediri Gelar Kejurprov Berkuda di Lapangan Desa Wates
"Sedangkan sembahyang Imlek untuk menyambut tahun Baru Imlek akan dilaksanakan pada tanggal 24 Januari 2020 malam," terang Halim.
Klenteng Tjoe Hwie Kiong di jalan Yos Sudarso, Kota Kediri berdiri di tepi Sungai Brantas dan dibangun pada tahun 1895 oleh warga Tionghoa yang telah bermukim di Kediri. Mereka sebagian besar adalah perantauan yang berasal dari Fujian, Cina. Sebagian dari mereka tiba di Kediri melalui Sungai Brantas.
Perayaan Hari Raya Imlek sendiri tidak bisa dilepaskan dari peran Gus Dur. Gus Dur adalah pencetus sejarah Imlek di Indonesia, sebagai upaya mengakhiri diskriminasi yang ada saat itu. Gus Dur berkeinginan mengayomi semua umat beragama dan suku bangsa di Indonesia. Sehingga, Gus Dur berani mengambil sejumlah keputusan yang menjadi fenomena dan sejarah besar di Republik ini.
Baca Juga: Buka Rakerda Kejati Jatim 2024 di Kediri, Kajati: Pentingnya Penegakan Hukum Humanis dan Profesional
Setelah mencabut Inpres 14/1967 yang mengekang kebebasan warga Tionghoa untuk merayakan Imlek, Gus Dur menerbitkan Keppres No 6/2000 yang menjamin warga Tionghoa dapat menjalankan kegiatan keagamaan, kepercayaan, dan adat istiadatnya secara terbuka.
Tanpa Gus Dur tidak ada Imlek dan Cap Go Meh dirayakan secara terbuka. Tanpa Gus Dur, tidak ada barongsai dan naga turun ke jalan, tidak ada bahasa mandarin diajarkan di sekolah-sekolah, bahkan di pesantren. (kdr1/berbagai sumber)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News