JEMBER, BANGSAONLINE.com - Kasus penyekapan anak di dalam kandang ayam yang dilakukan ayah kandungnya sendiri, mendapat atensi Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Jember.
DP3A melakukan pendampingan terhadap korban. Terungkap, ternyata selama ini kebutuhan pendidikan korban tidak bisa terpenuhi. Orang tua korban dinilai salah dalam menerapkan pola asuh anak.
Baca Juga: Hadir di Kampanye Akbar, Irwan Setiawan Ajak Menangkan Khofifah-Emil
"Kami saat ini, masih terus lakukan pendampingan terhadap anak yang jadi korban penyekapan di kandang ayam oleh ayahnya sendiri beberapa waktu lalu," kata Kepala Divisi Advokasi dan Perlindungan anak DP3A Jember, Artiantyo Wirjo Utomo saat dikonfirmasi wartawan, Senin (20/1/2020).
Terkait kondisi anak yang juga kecanduan game online, Artiantyo mengatakan pihaknya juga melibatkan psikolog dari Himpunan Psikologi Indonesia. "Langkah-langkah yang dilakukan disesuaikan dengan kebutuhan anak," katanya.
Menurut Artiantyo Wirjo, kejadian penyekapan tersebut tidak bisa dilihat secara terpisah dengan peristiwa-peristiwa lainnya. "Karena jika ditelusuri lebih jauh ada kaitannya dengan pola asuh orangtua," ungkapnya.
Baca Juga: Seribu Massa SSC di Jember Nyatakan Dukung Khofifah-Emil
Hal itu pun, katanya, mengungkap kebutuhan sekolah anak yang tidak terpenuhi. "Karena sejak korban pindah ke Jember pada Februari 2019, putus sekolah. Sebelumnya anak itu pun berstatus sebagai siswa SD di Blitar, dan hingga detik ini statusnya masih tercatat sebagai siswa di sana," pungkasnya.(ata/yud)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News