Penyanderaan yang dilakukan di kafe Lindt, kawasan Martin Place, Kota
Sydney, Australia menyeret-nyeret nama baik umat Islam lantaran pelaku
menyuruh pegawai serta pelanggan kafe tersebut memerintahkan sanderanya
mengibarkan bendera hitam dengan tulisan Arab. Hal ini semakin mencoreng
nama muslim di mata dunia.
Menteri Luar Negeri Retno L. Marsudi
meminta Konsulat Jendral Republik Indonesia (KJRI) untuk menghimbau dan
berkomunikasi dengan komunitas muslim Indonesia di Sydney.
"KJRI
langsung melakukan komunikasi dengan komunitas muslim di Sydney dan saya
kira kita perlu mempertegas bahwa apa yang dilakukan oleh penyandera
sama sekali tidak berhubungan dengan umat muslim," ujar Menlu Retno di
Gedung Pancasila, Selasa (16/12).
Menurut Retno, WNI di Sydney
tidak perlu khawatir karena KJRI dan Kedutaan Besar Indonesia di Sydney
mengatakan akan melindungi sebaik-baiknya warga yang ada di daerah
tersebut.
Sementara warga Australia menggalang dukungan bagi muslimah di negeri itu setelah terjadi peristiwa penyanderaan di Kafe Lindt, Kota Sydney, kemarin. Mereka ramai-ramai mendukung tagar (tanda pagar) #illridewithyou di media sosial Twitter supaya warga muslim tidak merasa takut akan diteror ketika berada di luar rumah.
Baca Juga: Penyandera Syaikh Gadungan, Polisi Serbu Kafe Lindt, Dua Tewas
Penyanderaan yang berlangsung selama 16 jam itu diakhiri dengan tewasnya pelaku dan dua sandera tadi malam waktu setempat.
Seorang perempuan Australia bernama Rachel Jacobs memulai kampanye #illridewithyou yang menjadi topik paling banyak diperbincangkan nomor dua di Twitter kemarin, seperti dilansir majalah TIME, Selasa (16/12).
Rachel menuturkan kisahnya bagaimana dia memulai kampanye #illridewithyou itu.
"Kakak saya bekerja di Sydney dan kantor suami saya dekat dengan Martin Place, tempat penyanderaan itu. Saya tahu mereka berdua baik-baik saja," kata dia.
Saat itu Rachel sedang berada di dalam gerbong kereta di Kota Brisbane, Australia. Tak jauh dari tempat dia duduk dia melihat seorang perempuan berjilbab pelan-pelan melepaskan peniti di kerudungnya.
"Saya menitikkan air mata melihat kejadian itu dan sekaligus merasa marah. Saat itulah langsung terlintas dalam pikiran saya untuk memasang status dengan tagar itu."
Sepanjang perjalanan Rachel terus menatap perempuan yang sudah membuka jilbabnya itu. Dia merasa ingin berbicara tetapi tidak tahu apa yang harus dikatakan.
Entah beruntung atau kebetulan, Rachel dan perempuan itu turun di stasiun yang sama. Saat itulah dia ingin mengatakan sesuatu buat menenangkan perempuan itu.
"Ketimbang mengomentari cara dia berpakaian, saya ingin menawarkan jalan bersama ke tempat tujuannya. Barangkali itu bisa menolong."
Dalam kicauannya di Twitter kemarin Rachel menulis,
"Saya mengejar perempuan itu di stasiun kereta. Saya bilang, 'Pakai lagi jilbab itu. Saya akan mengiringi kamu berjalan. Dia lalu menangis haru dan memeluk saya selama kurang lebih satu menit. Lalu dia berjalan sendirian."
[fas]
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News