PACITAN, BANGSAONLINE.com - Seiring menurunnya alokasi pupuk bersubsidi tahun 2020 ini, Dinas Pertanian (Disperta) Kabupaten Pacitan mulai ancang-ancang menyusun strategi dan skenario ketersediaan pupuk. Hal ini dilakukan agar petani masih tetap bisa melakukan cocok tanam di musim penghujan (MP).
Kepala Dinas Pertanian setempat Bambang Supriyoko mengungkapkan, alokasi pupuk bersubsidi fluktuatif tiap tahunnya. Untuk tahun ini, dari ajuan kelompok tani yang tertuang dalam rencana definitif kebutuhan kelompok (RDKK), hanya 16 persen yang disetujui pemerintah provinsi.
Baca Juga: Drainase Tak Berfungsi, Beberapa Lahan Persawahan Tadah Hujan di Pacitan Dibiarkan Kering
"Sejak tanggal 13 Januari lalu, kita sudah melakukan brakedown kebutuhan di masing-masing kecamatan serta desa," kata Bambang saat dikonfirmasi di ruang kerjanya, Selasa (21/1).
Namun, Bambang menegaskan persoalan alokasi pupuk bersubsidi bukan hanya berlangsung di level kabupaten/kota, namun di provinsi kasus serupa juga tengah berlangsung. "Oleh karena itu, kita tengah mengajukan ke kementerian untuk menambah alokasi. Sehingga, pupuk yang dibutuhkan petani akan bisa memenuhi unsur ketepatan waktu, jumlah, serta jenisnya. Selain itu, Dinas Pertanian juga terus melakukan bimbingan kepada petani untuk pembuatan pupuk bokasi," beber mantan Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan ini pada pewarta.
Saat ditanya terkait produksi padi dengan adanya pengurangan alokasi pupuk tersebut, pejabat yang lama bertugas di Dinas Pangan ini menagkui ada sedikit pengaruh. Hanya saja bila dihitung dengan pendekatan rasio jumlah penduduk dikalikan standar makan setiap hari, ketersediaan pangan di Pacitan masih surplus.
Baca Juga: Belasan Hektare Persawahan di Kedungbendo Pacitan Terancam Gagal Tanam
"Luas sawah kita ada sekitar 13 ribu hektare. Dari luas tersebut, ada sekitar 6 ribuan hektare yang bisa dua kali tanam saat MP, yakni bulan Oktober-Maret. Sebab harus kita akui hampir 90 persen sawah kita mengandalkan curah hujan. Dengan adanya anomali cuaca seperti ini, tentu banyak area persawahan yang hanya bisa satu kali tanam. Sementara di saat petani serentak melakukan tanam, distribusi pupuk mengalami kendala," tukasnya. (yun/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News