BangsaOnline-Upaya Menteri Pemuda dan Olah Raga (Menpora) Imam Nahrawi untuk membenahi persepakbolaan Indonesia tak mendapat respon dari PSSI. Wakil Ketua Umum PSSI La Nyalla Mattalitti bahkan cenderung menolak rencana Menpora untuk membentuk sebuah tim khusus yang dimaksudkan mengawasi kinerja organisasinya.
Rencana Kemenpora untuk membentuk tim sembilan sudah
terkemuka sejak pekan lalu. Tujuannya pembentukan tim tersebut adalah mengawasi
kinerja PSSI, yang selama ini dinilai tidak berprestasi.
Tim itu nantinya akan terdiri dari sejumlah stakeholder
sepakbola, di antaranya, masyakarat (suporter), wartawan, Kemenpora dan PSSI.
Meski begitu, hingga saat ini Menpora Imam Nahrawi, masih merahasiakan siapa
saja yang masuk dalam anggota tim sembilan tersebut.
Ditemui wartawan di kantor PSSI, Rabu (17/12/2014), La Nyalla sepertinya tidak
menanggapi positif rencana Menpora tersebut.
"Buat apa ditanggpi. Apanya yang diawasi? Yang mengawasi kami bukanlah
Menpora, bukan Tim Sembilan, melainkan stakeholder PSSI.
Salah langkah itu Menpora," ucapnya seperti dikutip detik.com
"Seharusnya dia mengurusi cabor-cabor yang lain. Sepakbola sudah bagus.
Harusnya urus saja bulutangkis, berkuda, karena itu yang lagi down-down," sambungnya.
La Nyalla juga mengeluarkan pernyataan tentang keputusan Komisi Informasi Pusat
(KIP) minggu lalu, yang menyatakan bahwa PSSI adalah badan publik
nonpemerintah, dan harus transparan. Pihak pemohon dalam kasus ini adalah Forum
Diskusi Suporter Indonesia (FDSI).
"FDSI itu suporter mana? Dia punya klub nggak? Kklub apa? Ini dunia maya
ini. Tidak perlu ditanggapi. Coba tanya suporter asli, Bonek, Jakmania, dan
Viking. Mereka (FDSI) itu orang-orang lama, orang-orangnya LPI (Liga Primer
Indonesia)," cetus La Nyalla.
Baca Juga: Sidang Restitusi, Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan Tuntut Rp17,5 M dan Tagih Janji Presiden
Sebelumnya, FDSI mendukung langkah Menpora membentuk Tim
Sembilan. Bahkan FDSI minta Menpora tak ragu dan tak takut dengan ancaman
sanksi FIFA.
FDSI menyebut pembentukan Tim Sembilan merupakan langkah awal untuk membenahi
sepakbola Indonesia. Diharapkan siapapun yang masuk didalam Tim Sembilan adalah
orang-orang yang berintegritas tinggi.
"Saya sangat mendukung Tim Sembilan bentukan Menpora karena ini berarti
ada keseriusan dari pihak pemerintah untuk membenahi kondisi persepakbolaaan di
Indonesia. Tentu dengan harapan bahwa tim sembilan ini berasal dari orang-orang
yang punya integritas tinggi," ungkap Ketua FDSI, Helmi Atmaja.
"Agar nantinya orang-orang yang masuk di dalamnya dapat menghasilkan
rekomendasi ampuh bagi Menpora dan PSSI untuk bersama-sama saling
berbenah," lanjut dia dalam wawancara dengan detikSport.
Pembentukan tim sembilan itu juga disebutnya jangan sampai memunculkan kekhawatiran sebagai langkah intervensi pemerintah pada PSSI, yang berujung pada jatuhnya sanksi FIFA. Karena memakai uang negara (APBN) maka PSSI harus mau tuduk pada pemerintah.
Richard Ahmad, Direktur Lembaga Kajian Pengembangan Olahraga Indonesia (Lemkapoin)
Baca Juga: Stadion Pogar Bangil Semrawut, Ketua Askab PSSI Kabupaten Pasuruan Pindah Lokasi Piala Soeratin 2024
minta Kemenpora agar Tim Sembilan punya tenggat waktu kerja untuk ikut
menyelesaikan carut marut sepakbola Indonesia yang seyogyanya dikelola
oleh PSSI.
"Menpora perlu mencontoh adanya satgas antimafia
migas yg dibentuk oleh Kementerian ESDM. Tim tersebut diisi oleh
orang-orang yang sangat berintegritas dan berdedikasi tinggi, sehingga
mafia migas saat ini sangat takut dan ada dampak perbaikan.
"Selain
itu, tugas dan jangka waktunya jelas, yaitu menyelesaikan kasus mafia
migas dalam jangka waktu hanya 6 bulan, di mana hasil laporanya akan
diserahkan kepada Menteri ESDM sebagai dokumen resmi dan akan
ditindaklanjuti dalam perbaikan tata kelola migas. Selain itu, satgas
antimafia ikan juga mirip-mirip. Saran Lemkapoin, Tim 9 harus fokus pada
pemberantasan mafiabola dengan menggandeng aparat penegak hukum. Nama
Tim 9 lebih baik diganti menjadi Satgas Pemberantasan Mafia Sepakbola,"
simpul Richard.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News