JEMBER, BANGSAONLINE.com - Musibah banjir bandang yang terjadi di Desa Klungkung, Kecamatan Sukorambi, Jember, Jawa Timur, diduga berasal dari lahan bekas kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah puncak pegunungan Argpuro. Sehingga, saat terjadi hujan deras di wilayah tersebut, rawan menyebabkan banjir.
Pasalnya, tidak ada penahan air di lahan yang saat ini gundul tersebut. Namun, sebagai upaya antisipasi, Pemprov Jatim mempersiapkan format penanggulangan dan anstisipasi menyebar biji untuk proses reboisasi.
Baca Juga: Jenazah Kiai Roziqi Disalatkan di Masjid Akbar, Khofifah 3 Kali Minta Kesaksian Jemaah
"Sesuai yang diinformasikan dari BMKG, wilayah Jawa bagian Timur memang mengalami cuaca ekstrem selama 3 hari ke depan. Sama halnya seperti yang saya sampaikan juga di Instagram saya. Sehingga mengimbau untuk waspada," kata Khofifah di sela kegiatannya berkunjung di lokasi pengungsian bencana banjir bandang, Minggu (2/2/2020).
Terkait dampak hutan gundul yang terjadi, ia menyebut banjir bandang yang terjadi di Jember ini. "Kita semua tahu beberapa bulan yang lalu di gunung Argopuro dan tujuh gunung lainnya, Raung di Bondowoso, dan juga Pandermen di Batu, terjadi karhutla yang cukup signifikan. Sehingga menggunakan pesawat dan helikopter saat itu, yang sempat kita lakukan upaya water boombing (penyiraman air dari udara). Serta meninjau lahan dari wilayah mana yang terdampak cukup parah, apakah perhutani atau PTPN," jelasnya.
Sebagai langkah upaya antisipasi agar tidak terjadi bencana lebih besar lagi, mantan Menteri Sosial itu sedang mengupayakan format menebar biji tanaman lewat udara.
Baca Juga: Masjid Tertua di China Tak Ditempati Salat, Kenapa? Laporan M Mas'ud Adnan dari Tiongkok (3)
"Ini sedang kita persiapkan oleh Dinas Kehutanan. Tidak hanya menebar saja, tapi harus disemai, kemudian semacam polibag dan pupuknya. Kita pun juga harus hitung lahan yang nantinya akan kita sebar benih," ulasnya. (ata/yud/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News