JEMBER, BANGSAONLINE.com - Pasca kejadian banjir bandang di aliran Sungai Kalijompo, Dusun Gendir, Desa Klungkung, Kecamatan Sukorambi, Jember, Sabtu (1/2/2020) petang, warga yang mengungsi di Posko Evakuasi kembali ke aktivitas seperti biasanya.
Baik itu bekerja di perkebunan, ataupun kegiatan lainnya seperti sekolah. Namun saat malam hari, bagi warga yang umurnya tua, kembali ke Posko Evakuasi untuk mengungsi. Sementara para pemudanya, berjaga di rumah masing-masing.
Baca Juga: Banjir di Jember, Ratusan Rumah Warga Terendam
Menurut Pimpinan Perkebunan Kalijompo Agus Dwi Martono, akibat banjir tersebut, jembatan yang menghubungkan pemukiman karyawan dengan pabrik kopi dan karet putus.
"Suasana lebih kondusif, tapi sekarang diperbaiki dan sementara ada jembatan darurat dari bambu yang digunakan untuk warga beraktivitas," kata Agus saat dikonfirmasi wartawan, Selasa (4/2/2020).
Baca Juga: Pondok Pesantren Ar Rosyid Bangsalsari Jember Rusak Parah Akibat Diterjang Banjir dan Longsor
Terkait aktivitas warga yang saat kejadian mengungsi ke posko evakuasi, kata Agus, sudah mulai normal kembali. "Namun saat malam hari di tempat pengungsian untuk berjaga-jaga dan antisipasi," katanya.
Ia mengungkapkan, proses recovery pasca bencana akan terus dilakukan sampai dengan 14 Februari 2020 mendatang. "Untuk yang mengungsi warga yang sepuh (berusia lanjut, red) untuk warga yang muda sudah kembali ke rumahnya," kata Anggota TRC BPBD Jember Rheza Pratama saat dikonfirmasi di Posko Evakuasi.
Upaya pemulihan pun masih terus dilakukan. "Sementara untuk menyeberang menggunakan jembatan dari bambu, dan ada 26 KK yang berada di seberang jembatan tempat pemukiman karyawan," katanya.
Baca Juga: PMI Jember Kerahkan 20 Relawan Tim Wash Bantu Bersihkan Sumur Warga Terdampak Banjir
Sementara itu, Dhani Hidayat, salah seorang warga mengaku masih khawatir banjir bandang tersebut kembali terjadi. "Masih trauma mas, takut juga. Tapi saya tetap sekolah dan bapak ibu aktivitas lagi," kata Dhani saat dikonfirmasi terpisah.
Siswa kelas 11 salah satu SMA swasta yang tidak jauh dari tempat tinggalnya itu, mengakui aktivitasnya sedikit terganggu. "Karena motor saya dan warga lainnya ada di seberang sungai. Karena jembatannya putus itu. Agak terganggu aktivitas. Tapi namanya musibah kita terima," pungkasnya. (ata/yud)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News