DENPASAR, BANGSAONLINE.com - Wajah para jamaah yang hadir dalam acara Tabligh Akbar di Masjid Raya Baiturrahman Denpasar Bali tampak senang ketika Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA memberikan ijazah salat malam untuk kesuksesan menjalani kehidupan, Sabtu malam (8/2/2020).
Pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Mojokerto Jawa Timur itu memberikan ijazah salat malam didasarkan kepada kitab Ihya Ulumiddin, karya Hujjatul Islam Al-Ghazali. Salat ini, kata Kiai Asep, terdiri 12 rakaat dan 6 salam
Baca Juga: Digawangi Perempuan Muda NU, Aliansi Melati Putih se-Jatim Solid Menangkan Khofifah-Emil
Menurut Kiai Asep, pada rakaat pertama baca al-Fatihah lalu ayat kursi plus surat al-Ikhlas. “Rakaat kedua juga begitu dan seterusnya sampai 12 rakaat atau 6 salam,” kata Kiai Asep. “Setelah itu lalu kita sujud di luar salat. Kita baca tasbih 11 kali dan salawat kepada Rasulullah SAW 11 kali. Setelah itu kita berdo’a dan menyampaikan keinginan-keinginan kita kepada Allah,” kata Kiai Asep.
Sebenarnya ada doa khusus untuk salat malam 12 rakaat ini. Tapi kalau belum hafal, kata Kiai Asep, tak apa-apa baca tasbih 11 kali dan salawat 11 kali.
Namun Kiai Asep berpesan agar salat malam yang diijazahkan itu jangan sampai diberikan kepada orang lain selain yang hadir pada acara Tabligh Akbar malam ini. Sebab salat malam 12 rakaat itu sangat istijabah (mudah dikabulkan oleh Allah). Bahkan untuk kepentingan maksiatpun dikabulkan. “Kalau salat ini diberikan kepada orang lain, lalu untuk maksiat, kan kita kena getahnya,” kata kiai milyarder tapi dermawan itu.
Baca Juga: Rais Aam PBNU Ngunduh Mantu dengan Pemangku Pendidikan Elit dan Tim Ahli Senior di BNPT
Tampaknya respon jamaah yang ikut pengajian ini sangat positif. “Mereka senang setelah mendapat ijasah dari kiai,” tutur Aji IT, salah seorang panitia, kepada BANGSAONLINE.com usai acara.
Terkait dengan rencana pihak panitia Tabligh Akbar yang berencana mendirikan Madrasah Aliyah, Kiai Asep menyambut positif. Bahkan Kiai Asep berjanji akan membantu.
Ia juga yakin bahwa pembangunan Madrasah Aliyah di Bali akan sukses. Bahkan lebih sukses dan lebih besar dari Madrasah Aliyah yang didirikan Kiai Asep di Pondok Pesantren Amanatul Ummah. “Kalau saya mendirikan sekolah kan sendirian,” kata Kiai Asep . “Kalau sampean kan secara bersama-sama,” tambahnya. Asal, kata Kiai Asep, mau bekerja keras untuk mewujudkan cita-cita mulia ini.
Baca Juga: Khofifah: Muhammadiyah Pilar Kemajuan Bangsa dan Umat
Usai acara,beberapa panitia mengungkapkan kepada Kiai Asep bahwa dampak bom Bali sangat buruk terhadap umat Islam di Bali. Menurut mereka, hubungan harmonis dengan penganut agama lain sangat terganggu gara-gara tragedi kemanusiaan itu. Padahal ajaran Islam yang dikembangakan Nahdlatul Ulama (NU) sangat menghargai perbedaan dan saling menghormati. Sehingga dakwah Islam berbasis Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja) berkembang dengan baik karena lewat jalur kultural.
Acara Tabligh Akbar itu digelar selain untuk menggalang dana pembangunan Madrasah Aliyah juga pelantikan pengurus Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) Kota Denpasar dan Jembrana Bali.
Hadir dalam acara itu Dr KH Mujib Qulyubi, Katib Syuriyah PBNU; Dr Saepulloh, Wakil Ketua Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu); KH Mahfud, Ketua Pergunu Kota Denpasar; dan para pengurus Pergunu Jembrana dan Kota Denpasar.
Baca Juga: Kampanye Akbar, Tak Banyak Pidato, Khofifah dan Gus Barra Sibuk Bagi Souvenir & Borong Kue Pengasong
Kiai Asep didampingi M. Mas'ud Adnan, Komisaris Utama HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE.com yang juga Wakil Ketua Pengurus Wilayah Pencak Silat NU Pagar Nusa Jawa Timur. (tim)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News