KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Selama ini ada mitos bahwa Kediri dianggap sebagai wilayah 'wingit' yang tak boleh didatangi Presiden Republik Indonesia. Bila ada Presiden RI yang berani datang, maka ketika kembali ke Jakarta akan terjadi gonjang-ganjing dan bisa saja langsung lengser seperti dialami Soekarno Presiden pertama RI, dan Gus Dur Presiden ke-6 Republik Indonesia. Makanya selama ini, Presiden Joko Widodo hanya mengutus para menterinya untuk mendatangi setiap acara di Kediri.
"Yang melarang Pak Jokowi datang ke Kediri, memang saya. Bukan apa-apa, tapi belajar dari pengalaman saat Gus Dur datang ke Kediri, ketika kembali ke Jakarta ternyata terjadi gonjang-ganjing dan akhirnya Gus Dur dilengserkan," kata Menteri Sekretaris Kabinet RI, Pramono Anung, saat memberi sambutan di Peresmian rumah susun di Ponpen Hidayatul Mubtadiin, Lirboyo, Kota Kediri, Sabtu (15/2).
Baca Juga: Dukung Swasembada Pangan, Menteri ATR/BPN: Butuh Tata Kelola Pertanahan yang Baik
Promono Anung memang benar, dari enam Presiden yang berkuasa di republik ini hanya dua presiden yang berani datang ke Kediri, yakni Presiden Soekarno dan Gus Dur, dan kedua-duanya akhirnya diturunkan dari kursi presiden dengan cara politik.
Ternyata kekhawatiran itu didengar oleh Pengasuh Ponpes Lirboyo, KH. Kafabihi Mahrus. Menurut Yai Kafa, demikian panggilan akrab Ketua Yayasan Ponpes Lorboyo dan Ketua MUI Kota Kediri, selama ini memang ada mitos bahwa setiap Presiden RI yang berani datang ke Kediri, akan lengser atau dilengserkan begitu kembali ke Jakarta.
"Saya mendapat bisikan, bahwa Presiden Republik Indonesia, sekarang tidak perlu takut lagi datang ke Kediri, karena sudah ada penawarnya, yaitu ziaroh ke makam Mbah Wasil di Setono gedong," kata Yai Kafa saat memberi sambutan selamat datang kepada Menseskab Pramono Anung, Menteri PUPR Basuki Hadimulyono, dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, sebelum peresmian rumah susun di Ponpes Lirboyo yang memiliki 29 ribu santri itu.
Baca Juga: Vinanda-Gus Qowim dapat Pesan Peningkatan Industri Pariwisata dari Jokowi
Menurut Kiai Kafa, Mbah Wasil diyakini hidup di zaman Kerajaan Kediri saat dipimpin Sri Aji Joyoboyo.
"Mbah Syeh Wasil Syamsudin antara tahun 920 - 929 Hijriah atau tahun 1514 - 1523 Masehi, ketika jaya-jayanya Kerajaan Kediri sudah datang ke Kediri untuk menyebarkan Agama Islam," terang Yai Kafa. (uji/ns)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News