BangsaOnline-Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror meringkus Toni Saronggallo (36), di pertigaan jalan Dusun Lonjong Desa Margoanyar Kecamatan Glagah Kabupaten Lamongan, Minggu (21/12) malam, sekitar pukul 20.00 WIB. Toni diduga anggota teroris yang terlibat tindak pidana terorisme.
Toni yang sehari-hari penjual ayam itu dibekuk tim Densus 88 saat kulakan ayam di kawasan dusun lokasi kejadian. Keluarga Toni yang tinggal di Dusun Kalimalang Desa Kentong, Kecamatan Glagah, Lamongan membenarkan penangkapan pria asal Kediri tersebut.
“Toni ditangkap petugas sekitar jam 8 malam hari Minggu kemarin,” cetus Ari Kasmari, keluarga istri Toni. Ari menyatakan, Toni sudah lama tidak lagi terlibat dalam kegiatan-kegiatan seperti itu. Toni, kata Ari, lebih memilih untuk berjualan ayam untuk memenuhi kebutuhan anak dan istrinya.
"Toni memang pernah ikut dalam kegiatan-kegiatan seperti itu, namun saat pulang ke Lamongan ia kemudian lebih memilih untuk berjualan ayam untuk memenuhi kebutuhan anak dan istrinya" jelasnya, Ari, paman Musmainah (35), istri Toni.
Toni yang memiliki 5 anak yang kini istrinya, juga mengandung anak ke-6 diduga pernah terlibat latihan perang di Gunung Junto, Aceh. Ia ditangkap setelah empat temannya ditangkap terlebih dulu di Jakarta beberapa waktu yang lalu.
Tahu ayahnya diringkus Tim Densus 88, dua dari lima anak Toni menangis tersedu-sedu dan meminta ayahnya dibebaskan. Sebab menurut keluarga mereka, sang ayah sudah tidak lagi terlibat kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan terorisme.
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Ronny F Sompie membenarkan adanya penangkapan terduga teroris di Desa Kentong, Kecamatan Glagah, Kabupaten Lamongan. Ronny mengatakan, terduga teroris yang saat ini berstatus tersangka tersebut diduga terlibat dengan kelompok teroris pimpinan Dulmatin.
"Tersangka atas nama Toni Sangaralo adalah DPO pelatihan di Jantho Aceh yang belum tertangkap dengan ikut berperan merencanakan kegiatan pelatihan di Aceh yang dipimpin oleh Dulmatin," ujar Ronny, Senin (22/12/2014).
Ronny mengatakan, kasus tersebut saat ini masih terus dilakukan pengembangan. Tersangka Tony Sangaralo alias Toni alias Amir alias Fadhil alias Abu Sauqi (36) ditangkap pada hari Minggu (21/12) pukul 20.15 WIB.
Hal senada disampaikan Kabag Penum Mabes Polri Kombes Agus Rianto. "Dia jaringan Dulmatin," kata Kombes Agus Rianto, Senin (22/12). Dulmatin adalah perencana bom bali yang menewaskan ratusan orang pada 2002 lalu.
Dulmatin sudah ditembak mati dalam penyergapan 2012 lalu. Toni sudah lama masuk dalam buruan Densus. Dia diduga pernah ikut pelatihan kelompok Dulmatin di Aceh. "Semua jaringan yang pernah terkait dengan kelompok teroris kita ungkap," tutupnya.
Meski pihak keluarga menyatakan Toni sudah lama tidak aktif dalam jaringan teroris Dulmatim, pengebom Bali tahun 2002 lalu, namun Densus 88 memiliki data lain. "Dia masih aktif," kata perwira Densus 88 yang tak mau disebutkan namanya seperti dikutip dari detikcom di Salemba, Jakarta Pusat, Senin (22/12).
Dia mengatakan banyak kasus anggota jaringan teroris justru dikenal pendiam oleh lingkungan sekitar. Keluarga pun disebutnya tak pernah tahu bahwa pelaku adalah bagian dari jaringan teroris. "Istrinya atau keluarganya ya emang nggak akan tahu. Kan ini jaringan," ucap perwira itu.
Soal Toni yang selama ini bekerja sebagai penjual ayam, perwira itu mengaku hal itu menjadi jaminan Toni pensiun dari jaringan teroris. "Di tiap daerah (anggota jaringan teroris) bisa jadi masih ada. Ya mereka bisa jadi linknya mreka (jaringan teroris). Jadi kurir atau apanya. Tapi ada kelas-kelasnya," sambungnya.
Dia mengatakan penyidikan atas jaringan yang diikuti Toni masih dikembangkan Densus 88. Toni diketahui menjadi bagian dari jaringan itu meski bukan pelaku utamanya.
"Dia anggota jaringan. Tapi bukan pelaku utama," terangnya. (ais/dtc/kcm/trb/ns/sta)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News