
JEMBER, BANGSAONLINE.com - Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jember Jumantoro menyebutkan, puluhan hektare tanaman padi setempat diserang hama wereng beberapa terakhir ini. Hal itu disebabkan cuaca tak menentu, yakni kadang panas dan tiba-tiba hujan.
Kondisi tersebut membuat areal persawahan di Jember rentan dengan organisme pengganggu tanaman (opt). Terkait obat pembasmi hama, petani pun dihmbau konsultasi dengan penyuluh.
Pasalnya jika berkomunikasi langsung dengan toko atau kios pertanian, Jumatoro khawatir petani ditawari obat yang berharga mahal, tetapi tidak seimbang dengan kualitasnya.
Ia menyayangkan kondisi ini yang tidak diantisipasi serius oleh pemerintah daerah setempat. "Beberapa hari ini, areal persawahan banyak diserang hama wereng. Sementara ini perhitungan awal luasan areal sawah yang diserang opt seluas 50-100 hektare (Ha). Kondisi ini memperihatinkan," kata Jumantoro, Jumat (28/2/2020).
Dari informasi HKTI, serangan hama wereng ini terjadi di berbagai kecamatan di Jember. "Seperti Ambulu, Tanggul, Ajung, Wuluhan, dan Sumbersari. Hama wereng ini mulai menyerang. Jika dibiarkan, bisa jadi terjadi gagal panen," sebutnya.
Jumantoro meminta kepada semua petani yang sawahnya diserang hama, sementara segera koordinasi dengan petugas setempat seperti penyuluh, kepala desa, dan babinsa setempat.
Selain menunggu bantuan dari pemerintah, ia juga menyarankan petani proaktif sendiri untuk mengantisipasi serangan wereng.
"Bisa sering ke sawah untuk meninjau kondisi tanamannya. Di samping itu harus rutin juga meninjau kondisi pengairan. Cek kalau memang sudah diambang batas opt, segera disemprot dengan obat-obatan yang sesuai spesifikasi," ujarnya.
Jumatoro juga mengingatkan para petani agar tak asal beli obat pembasmi hama, karena ada pihak tertentu yang mengambil untung pribadi.
"Saran saya itu, agar para petani berkoordinasi langsung kepada penyuluh setempat. Jangan tanyakan kepada kios, karena pasti yang ditawarkan adalah obat dengan untung yang paling besar diperoleh pedagang. Tetapi efektivitas obat dinomor duakan," katanya.
"Kami harap segera ada langkah antisipasi. Karena penyebarannya (hama wereng) sangat cepat, tak sampai 1 minggu satu petak sawah bisa rusak," imbuhnya. (ata/yud/rev)