BLITAR, BANGSAONLINE.com - Warga Desa Sidorejo, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar ditolak masuk ke rumah oleh istrinya sendiri. Penolakan ini dilakukan si istri setelah suaminya tersebut baru saja pulang dari Kalimantan, di tengah larangan mudik oleh pemerintah karena wabah Corona (Covid-19).
Kepala Desa Sidorejo, Sukamto mengatakan penolakan ini dilakukan karena istri sering melihat berita di televisi. Sehingga si istri tahu perkembangan soal virus Corona. Kewaspadaan si istri lebih meningkat karena di Kecamatan Ponggok telah ada satu orang yang dinyatakan positif Corona dan meninggal dunia beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Korban Kecelakaan di Blitar Diketahui Bawa Ganja, Polisi Dalami Keterlibatan Jaringan Narkoba
"Istrinya takut jika kalau suaminya pulang membawa virus. Apalagi mereka memiliki anak-anak yang masih kecil," papar Sukamto, Kamis (16/4/2020).
Sukamto menjelaskan, suami yang ditolak pulang oleh istrinya ini merupakan sopir truk. Meski dilarang oleh istrinya, sang suami tetap nekat pulang. Hingga si istri meminta perangkat desa menangkap suaminya saat truk yang dikendarai suaminya terlihat memasuki jalan desa.
"Istrinya minta kami menangkap suaminya karena tetap mau pulang ke rumah. Dia sempat berteriak-teriak agar saya segera mengamankan sang suami saat truk yang dikendarai memasuki jalan desa," ujarnya.
Baca Juga: Suami Pembacok Istri di Blitar Diringkus
Sukamto bersama perangkat desa, linmas, dan relawan Gugus Tugas Covid-19 Desa Sidorejo kemudian menghentikan truk tersebut di perbatasan desa dekat Pasar Patok.
Kemudian sang suami yang juga sopir truk dan kernetnya juga warga Desa Sidorejo, diangkut memakai mobil pick up menuju ke kantor desa.
Sukamto mengaku, warganya ini sempat protes ketika dibawa ke kantor desa. Karena mereka berdua berulang kali diperiksa kondisi kesehatannya, ketika akan masuk kapal di pelabuhan Kalimantan dan ketika turun di pelabuhan Semarang. Suaminya sempat marah-marah pada istrinya, tapi si istri tetap minta suaminya dikarantina dulu 14 hari sebelum pulang ke rumah dan berkumpul dengan keluarganya.
Baca Juga: Polisi Buru Suami Pembacok Istri di Blitar
Beruntung, pihak desa telah menyiapkan lokasi karantina mandiri di SDN 4 Sidorejo, dengan menyediakan 4 ruang kelas lengkap dengan tempat tidur dan semua perlengkapannya.
"Sampai hari ini di SDN 4 Sidorejo sudah mengkarantina kolektif 7 orang pemudik terdiri dari 4 orang datang dari Malaysia, 1 dari Semarang dan 2 dari Kalimantan," pungkasnya. (ina/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News