SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menyampaikan imbauan khusus tentang social distancing dengan menggunakan bahasa daerah. Meski hampir jarang dilakukan, namun di tengah wabah Covid-19 ini, ia pun menyampaikan imbauan dengan bahasa daerah Madura supaya penyampaiannya lebih efektif dan familiar.
Dengan menggunakan Bahasa Madura, ia menyampaikan bahwa saat ini di hampir semua dunia sudah terinfeksi pandemi Covid-19. Jika hal ini tidak ditangani dengan baik, maka akibatnya akan menyebabkan kematian. Oleh karena itu, ia mengajak kepada semua warga Kota Surabaya, khususnya orang Madura yang ada di Kota Surabaya untuk melakukan saran dari para ahli kesehatan, yaitu:
Baca Juga: One Voice SMPN 1 Surabaya Raih Juara Dua Kategori Bergengsi di SWCF 2024
Pertama, harus selalu menjaga kebersihan badan dan lingkungan. Yang paling penting, tangan yang sangat gampang menularkan penyakit Covid-19. Ia juga meminta untuk memakai barang-barang pribadi. Ia mencontohkan, apabila menggunakan sisir orang lain yang sudah terjangkit Covid-19, maka penyakit itu (Covid-19) bisa gampang menular.
Kedua, diminta untuk menjaga jarak minimal 2 meter. Diminta juga untuk memakai masker, karena kalau pakai masker tidak gampang menularkan orang-orang yang ada di sekelilingnya. Ketiga, sekarang kalau memasak makanan harus matang 100 persen, direbus atau digoreng harus 100 persen matang, tidak boleh lagi setengah matang.
Keempat, para tokoh agama mulai dari Majelis Ulama Indonesia, para Ketua Gereja, Pendeta, Pastur, dan juga Ketua Wihara dan Pura meminta untuk melakukan ibadah di rumah saja, sebab ini untuk menghindarkan penularan atau pun tertular dari teman atau saudara.
Baca Juga: SWCF 2024 Jadi Ajang Kenalkan Seni dan Budaya Surabaya ke Kancah Internasional
Dalam imbauan tersebut, Risma juga menyampaikan bahwa sebentar lagi sudah mau memasuki Bulan Ramadhan. Para ulama telah menganjurkan kepada semuanya untuk tidak menggunakan tempat ibadah terlebih dahulu, seperti masjid dan surau, karena risiko tertularnya sangat tinggi.
“Makanya saya meminta ibadah sholat taraweh di rumah saja, sementara tidak usah ke masjid dulu, mari kita mendekatkan diri kepada Allah SWT,” katanya.
Di samping itu, ia juga meminta kepada semuanya untuk bersama-sama berdoa kepada Tuhan yang maha pengabul doa, agama apa saja. “Mari memohon ampunan dan memohon supaya Covid-19 ini bisa segera selesai. Supaya kita semua bisa hidup normal kembali. Terima kasih banyak,” imbuhnya.
Baca Juga: Pemkot Surabaya Raih UHC Award 2024, Anggarkan Rp500 Miliar per Tahun untuk Warga Berobat Gratis
Sementara itu, Koordinator Protokol Komunikasi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya M. Fikser mengatakan imbauan dengan menggunakan Bahasa Madura ini merupakan salah satu upaya atau ikhtiar yang dilakukan Wali Kota Risma dalam mensosialisasikan social distancing. Menurutnya, hal ini sangat penting untuk memutus mata rnatai penyebaran Covid-19.
Menurut Fikser, diketahui bersama bahwa Kota Surabaya terdiri dari berbagai etnis atau multi etnis. Salah satu etnis yang cukup besar di Kota Surabaya adalah etnis Madura.
“Jadi, ada kawasan-kawasan di mana saudara-saudara kita itu bertempat tinggal. Nah, dengan penjelasan Bahasa Madura tentang bahaya Covid-19 dan apa yang harus dilakukan untuk mencegahnya, makanya Bu Wali menerjemahkannya ke dalam Bahasa Madura dan ibu membacakan sendiri dan direkam,” kata ia.
Baca Juga: Anak Anggota DPRD Surabaya Jadi Korban Jambret di Galaxy Mall
Nantinya, rekaman itu akan disebarkan ke lokasi-lokasi yang menjadi tempat tinggal saudara-saudara orang Madura di Surabaya. Salah satunya di Surabaya Utara dan di perkampungan-perkampungan padat penduduk dan mayoritas dihuni oleh saudara-saudara orang Madura.
“Nanti akan pakai pengeras suara atau selebaran, atau apalah nanti, kita akan sosialisasikan itu kepada saudara-saudara kita orang Madura,” katanya.
Fikser memastikan bahwa Wali Kota Risma sengaja menyampaikan langsung imbauan itu dengan menggunakan Bahasa Madura supaya lebih efektif dan familiar kepada warga. Bahkan, ia berharap supaya imbauan ini bisa lebih didengarkan dan lebih bisa dipahami oleh warga.
Baca Juga: Kampung Madani di Krembangan, Wujud Semangat Gotong Royong Masyarakat
“Apalagi kan disampaikan dengan menggunakan bahasa mereka, jadi mungkin bisa lebih diterima. Harapannya juga, karena Bu Risma ini seorang pemimpin, maka diharapkan mereka bisa lebih patuh dan taat untuk bersama-sama memutus mata rantai penyebaran Covid-19 ini,” pungkasnya. (ian/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News