BangsaOnline - Perusahaan penerbitan raksasa asal Amerika Serikat HarperCollins hujan
kritik lantaran di buku peta dunia mereka buat tidak ada Israel. Langkah
ini diambil sebab konsumen atlas mereka paling banyak dari Timur
Tengah.
Surat kabar the Daily Mail melaporkan, Kamis (1/1),
Collins Bartholomew, juru bicara HarperCollins mengatakan Negeri Bintang
Daud itu tidak diterima di negara mayoritas penduduknya muslim.
Terutama sekali di Jalur Gaza, Palestina, dan Yordania.
Selain
itu perusahaan ini juga sudah membuat peraturan jika produk-produk
mereka buat akan menghormati budaya lokal. Meski demikian Uskup Declan
Lang mengatakan publikasi atlas ini sebenarnya mempertegas jika Israel
benar-benar ada dan punya pengaruh di dunia Arab.
"Lagi pula sikap itu malah merusak rencana perdamaian," ujar Lang.
Padahal
pemilik perusahaan ini salah satunya praktisi media Rupert Murdoch yang
tersohor pro-Israel. Lantaran kritik ini mereka pun akhirnya minta maaf
dan akan menarik produk atlas tanpa Negeri Zionis dari peredaran.
Namun ini pun bikin banyak pengguna jejaring sosial ngamuk dan menyerukan pemboikotan pada HarperCollins.
Menurut
Dr Jane Clements, direktur lembaga Kristen dan Yahudi, peta mempunyai
kekuatan yang cukup diperhitungan lantaran bisa 'melegitimasi' negara
atas negara lain. Beberapa peta yang menyertakan Israel yakni Google
Maps, Apple Maps, MapQuest, National Geographic, Peters World Map,
Yahoo! Maps, dan Loneny Planet.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News