Tafsir Al-Isra 111: Bingung Bayar Utang, Baca Ayat Ini

Tafsir Al-Isra 111: Bingung Bayar Utang, Baca Ayat Ini Ilustrasi

Oleh: Dr. KH. A Musta'in Syafi'ie M.Ag*

111. Waquli alhamdu lillaahi alladzii lam yattakhidz waladan walam yakun lahu syariikun fii almulki walam yakun lahu waliyyun mina aldzdzulli wakabbirhu takbiiraan

Baca Juga: Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Life Begins at Fourty

Dan katakanlah, “Segala puji bagi Allah yang tidak mempunyai anak dan tidak (pula) mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya dan Dia tidak memerlukan penolong dari kehinaan dan agungkanlah Dia seagung-agungnya.

TAFSIR AKTUAL

Ayat kaji ini sebagai sanggahan terhadap tiga keyakinan yang salah sekaligus. Mereka beranggapan, bahwa Tuhan Allah SWT itu punya struktur keluarga. Kaum Yahudi meyakini bahwa Uzair itu anak lelaki Tuhan. Disusul orang nasrani, bahwa Isa ibn Maryam atau Yesus juga anak lelaki Tuhan. Tak mau kalah, kaum musyrikin arab meyakini bahwa Malaikat adalah anak perempuan Tuhan.

Baca Juga: Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Teori Shalahiyah dan Ashlahiyah pada Putusan MK Terkait Batas Usia

Al-qur'an menepis semua anggapan keliru itu. Bahwa Dialah Tuhan yang maha terpuji, tidak punya anak, tidak punya kekasih, tiada tertandingi dalam kerajaan dan kekuasaan dan eksis dengan Diri-nya sendiri dalam kiprah dan kebesaran. Maka bertakbirlah untuk kebesaran-Nya. Wa kabbirhu takbira.

Meskipun berpendapat itu bebas, meskipun berkeyaninan itu hak asasi, tapi kalau punya anggapan Tuhan itu punya struktur keluarga, rasanya kok janggal dan tidak masuk akal. Terus, hubungan nasab dan biologisnya gimana? Mau tidak mau, jika ada anak Tuhan, pasti harus menyertakan ibunya.

Namanya nasab, seterusnya pasti akan terkait dengan sosok yang lain, baik nasab dekat maupun jauh. Seperti kakek, nenek, paman, bibi dan sebagainya. Sang paman pasti sangat bangga menjadi paman Tuhan, apalagi si kakek dan si nenek, karena lebih senior. Makanya, Tuhan menepis.

Baca Juga: Profil HARIAN BANGSA, Koran Lokal Jawa Timur, Kiai Jadi Pelanggan Setia Sejak Terbit Perdana

Abu Abdillah al-qurtuby mengunggah al-Hadis di bagian akhir tafsir surah ini. Katanya, ada seorang sahabat yang sambat-sambat kepada Rasulullah SAW karena beban utang yang melilit. Ya Rasulallah, beri kami solusi agar bisa cepat lunas membayar utang. Nabi, lalu memerintahkan agar lelaki itu, selain usaha lahiriah juga aktif membaca ujung surah al-isra' ini, yakni dua ayat terakhir.

"Qul ud'u Allah aw ud'u al-Rahman... " hingga akhir surah (110-111). Lalu ditutup dengan bacaan ittikal: "Tawakkaltu 'ala al-Hayyi al-ladzi La yamut", tiga kali.

Dengan izin Allah, tafsir surah al-Isra' selesai. Al-hamd li Allah. Berlanjut ke surah al-Kahf, insya Allah.

Baca Juga: Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Tentukan Hak Asuh, Nabi Sulaiman Hendak Potong Bayi Pakai Golok

*Dr. KH. A Musta'in Syafi'ie M.Ag adalah Mufassir, Pengasuh Rubrik Tafsir Alquran Aktual HARIAN BANGSA, dan Pengasuh Pondok Pesantren Madrasatul Qur’an (MQ), Tebuireng, Jombang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO