Tafsir Al-Kahfi 7: Harta, Tahta Bukan Tanda Kebaikan Seseorang

Tafsir Al-Kahfi 7: Harta, Tahta Bukan Tanda Kebaikan Seseorang Ilustrasi. foto: Radar Islam

Oleh: Dr. KH. A Musta'in Syafi'ie M.Ag*

7. innaa ja’alnaa maa ‘alaa al-ardhi ziinatan lahaa linabluwahum ayyuhum ahsanu ‘amalaan

Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, untuk Kami menguji mereka, siapakah di antaranya yang terbaik perbuatannya.

TAFSIR AKTUAL: 

Jika disederhanakan, kira-kira pesan global ayat kaji ini begini: "Tanda seseorang dikehendaki Tuhan sebagai hamba-Nya yang baik itu bukan karena dia diberi uang banyak, bukan pula karena diberi pangkat tinggi, melainkan diberi kebajikan terpuji. Termasuk pengetahuan agama yang baik, perilaku keagamaan yang mulia, ibadah istiqamah, dan ketaqwaan yang tinggi". Itulah arah pesan "... Ayyuhum ahsan 'amala".

Setelah nabi diberi wawasan universal tentang sentuhan dakwah dan hidayah, hati beliau jembar dan lega. Memandang urip iki sakderno ngelakoni. Dijalani saja secara sungguh dan bagus tanpa memeperhitungkan hasil. Meski begitu, hidup ini bukanlah fatalistik seperti wayang yang pasif dan terserah dalangnya. Hidup ini penuh karunia free will and free act, bebas berkehendak dan berbuat, tapi diatur dan terbatas. Semua akan dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan.

Kemudian Tuhan memaparkan soal dunia, bahwa semua yang ada di permukaan bumi ini adalah hiasan belaka (zinah laha). Hiasan yang sengaja dicipta sedemikian rupa untuk menggoda, merayu, dan menguji umat manusia. Lalu nampak lah, mana di antara mereka yang lulus, tidak tergiur, hingga nanti mendapat surga, dan mana pula yang terjerat dan terbuai hingga nanti harus nyungsep di neraka. "Li nabluwahum ayyuhum ahsan 'amala".

So, zinah itu apa? Secara umum, bahwa semua yang ada di dunia ini adalah zinah, hiasan. Namanya hiasan tentu indah dan cantik. Semua ciptaan Tuhan adalah zinah, mengandung nilai seni tinggi, artistik, dan mengagumkan. Al-Qur'an menyebut wanita, harta, dan anak adalah hiasan. Ibn Abbas menyebut kaum pria adalah hiasan, mengimbangi kaum wanita yang jadi hiasan bagi kaum pria.

Ikrimah, Ibn Najih, Mujahid malah meriwayatkan bahwa ulama', kiai, pejabat, pemimpin, tokoh, adalah hiasan. Ya, dengan adanya kiai yang shalih, kehidupan keagamaan menjadi indah dan tertata. Dengan adanya pejabat yang amanah, kehidupan menjadi makmur dan sejahtera. Negara kaya, menyantuni rakyat, dan membangun tanpa utang.

*Dr. KH. A Musta'in Syafi'ie M.Ag adalah Mufassir, Pengasuh Rubrik Tafsir Alquran Aktual HARIAN BANGSA, dan Pengasuh Pondok Pesantren Madrasatul Qur’an (MQ), Tebuireng, Jombang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO