MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Menjelang Hari Raya Idul Fitri 1441 H, pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, M.Ag, menyiapkan paket sembako untuk disedekahkan kepada masyarakat yang tidak mampu secara ekonomi.
Pantauan BANGSAONLINE.com di kediaman Kiai Asep di Pacet Mojokerto, beras yang bakal disedekahkan kepada masyarakat itu sudah dikemas perpaket 5 kilo gram. Jumlah beras itu berton-ton dan ditumpuk di ruang tamu kediamannya yang cukup luas. “Sekarang ini masyarakat butuhnya beras. Sembako. Karena itu kita akan berikan dalam bentuk beras 5 kilo dan uang Rp 50 rupiah,” kata kiai miliarder yang dermawan ini kepada BANGSAONLNE.com, Kamis (7/5/2020) malam.
Baca Juga: Kampanye Akbar, Tak Banyak Pidato, Khofifah dan Gus Barra Sibuk Bagi Souvenir & Borong Kue Pengasong
(Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MAg, saat memberi pengajian di depan para santrinya, Kamis (7/6/2020) sore. foto: MA/ BANGSAONLINE.COM)
Apalagi kini masyarakat banyak sekali terkena dampak covid-19 secara sosial dan ekonomi. Karena itu kiai kaya raya ini tidak hanya berjuang secara batiniah, tapi juga lahiriah.
Baca Juga: Pesantren di Lereng Gunung, 624 Santrinya Lolos PTN dan di 11 Perguruan Tinggi AS, Eropa dan Timteng
Kiai Asep juga mengaku akan terus menggelar salat malam dan istighatsah secara online. "Sampai corona lenyap dari bumi Indonesia dan semua negara," katanya.
Tadi malam Kiai Asep melakukan salat malam dan istighatsah kelima. Munajat kepada Allah SWT itu digelar secara terbatas bersama kiai dan santri di Masjid Raya KH Abdul Chalim Pondok Pesantren Amanatul Ummah Pacet Mojokerto Jawa Timur, Kamis (7/5/2020) malam.
Baca Juga: Aqiqah Cucu ke-20 Kiai Asep, Prof Ridwan Nasir Singgung Rabiah Al Adawiyah dan Khofifah
“Dampak corona ini sangat besar terhadap ekonomi bangsa. Jutaan pekerja di-PHK. Karena itu kita tertekad untuk terus berusaha secara batiniah, salat malam, istighatsah, disamping upaya-upaya lahiriah dengan memberi santunan kepada masyarakat terutama yang terdampak corona,” kata Kiai Asep Saifuddin Chalim.
Sementara Ketua MUI Jawa Timur, KH Abdus Shomad Buchori saat memberi sambutan minta kepada pihak berwenang agar memberi teguran kepada pengelola jalan tol. Ia mengaku menemukan beberapa mushalla di rest area jalan tol tidak menyediakan air dan sabun cuci tangan. “Saya minta pengelolanya ditegur,” pinta Kiai Abdus Shomad.
Yang menarik, banyak masyarakat dari luar Jawa Timur – terutama wali santri dan alumni Amanatul Ummah – mengikuti salat malam dan istighatsah online ini. “Saya mengikuti dari rumah,” tutur Sakroni Yunus, wali santri Amanatul Ummah yang tinggal di Perumahan Kubupratama Indah di Denpasar Bali kepada BANGSAONLINE.com, Jumat (8/5/2020). “Saya senang sekali pidato Pak Kiai Asep yang awal-awal, saat memberi motivasi. Itu sangat bagus,” kata Sakroni Yunus yang berprofesi sebagai pengusaha di Bali.
Baca Juga: Elektabilitas Terus Melejit, Khofifah: Banyak Doa Kita Temukan di Pasar
Menurut dia, kini masyarakat butuh motivasi hidup dan bantuan sosial ekonomi dalam menghadapi pandemi covid-19. Sebaliknya, kata dia, masyarakat tak tertarik dengan pidato-pidato keras, kasar yang diwarnai ujaran kebencian. Apalagi masyarakat sedang susah dan panik, akibat covid-19.
Salat malam dan istighatsah itu diakhiri doa yang dipimpin para kiai secara bergantian. Antara lain: KH Abdus Shomad Buchori (Ketua MUI Jatim), KH Jamaluddin, (Rais Syuriah PCNU Probolinggo), KH Abdul Adzim Alwi (Rais Syruaih PCNU Mojokerto), Syaikh Barkawi dari Universitas Al-Azhar Mesir (guru tugas Amanatul Ummah), Habib Ali (Pasuruan), KH Ja’far Shodiq (Ponorogo) dan Kiai Asep sendiri. Tampak juga Habib Abu Bakar, KH Syamian, KH Ma’mun dan para kiai lain.
Pada bulan Ramadan, Kiai Asep banyak memberi pengajian di pesantren yang dipimpinnya. Pukul 16.00 WIB atau sehabis salat Ashar, Kiai Asep mengaji kitap Mukhtarul Ahadits yang diikuti para mahasiswa dan santrinya. Acara ngaji Hadits ini berlangsung di Masjid Raya KH Abdul Chalim dengan disiarkan lewat channel YouTube.
Baca Juga: Ketum Pergunu Prof Kiai Asep: Ratu Zakiyah Simbol Idealisme Kita
Acara ngaji Kiai Asep tidak hanya di Masjid Raya KH. Abdul Chalim. Tapi juga digelar di Kampus Institut KH. Abdul Chalim (IKHAC).
Pada pukul 3.15 WIB menjelang pagi, Kiai Asep mengaji lagi. Juga diikuti para mahasiswa dan santrinya.
Usai salat jamaah Subuh Kiai Asep kembali mengaji untuk para mahasiswa dan santrinya. “Sampai terbit matahari,” jelas Kiai Asep kepada BANGSAONLINE.com.
Baca Juga: Kiai Asep Bentuk Saksi Ganda Mubarok dan Khofifah-Emil, Gus Barra Siap Biayai Siswa Berprestasi
Selain Mukhtarul Ahadits, Kiai Asep juga mengaji kitab tasawuf yaitu Al-Hikam, karya klasik Syaikh Ibnu Athaillah. “Selama satu minggu saya lima hari mengaji untuk santri dan mahasiswa,” katanya.
Sementara untuk waktu dua hari dalam seminggu pengajian kitab diganti para ustadz Amanatul Ummah, antara lain, Dr Muhiburrohman, Rektor IKHAC yang juga menantu Kiai Asep, Muhammad Barra (Gus Bara), Ketua Yayasan Amanatul Ummah yang tak lain anak tertua Kiai Asep, dan Dr Afif Zamroni, menantu Kiai Asep. (MA)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News