KOTA BATU, BANGSAONLINE.com - Genderang pemberlakuan masa transisi darurat menuju pemulihan di Kota Batu sudah ditabuh. Namun, sebagian warga masih mempertanyakan keputusan pemerintah tersebut.
"Narasi berdamai dengan Covid-19 memang mudah digaungkan. Namun yang menjadi pertanyaan, apakah Covid-19 mau berdamai dengan kita? Itu yang perlu diuji. Keputusan transisi menuju new normal dengan membuka kembali aktivitas ekonomi harus didasari pada indikator yang terukur dengan data-data yang bisa dipercaya secara ilmiah dan transparan. Jangan sampai keputusan new normal ini nantinya menjadi sebuah bunuh diri massal," ujar Bagus Rochadi, salah seorang warga Kota Batu, Kamis (4/6).
Baca Juga: Pj Wali Kota Batu Tinjau Program Makan Siang dan Susu Gratis di SDN Bumiaji 02
Ia khawatir ini adalah upaya dari pemerintah untuk lepas dari tanggung jawab, karena sudah kehabisan akal dalam mengatasi covid-19.
Bagus tak menampik memang dampak secara langsung yang dirasakan masyarakat adalah dari segi ekonomi. Karena itulah pelonggaran perlu dilakukan, selain dampak stres pada masyarakat.
"Akan tetapi merujuk pada grafik-grafik tentang penuran angka Covid-19 yang ada, apakah sudah dilakukan riset khusus terkait penurunan kurva epidemi? Saya membaca analisis dari Lapor Covid-19 yang menyatakan jumlah orang yang diperiksa rata-rata masih di bawah 5.000 orang per hari. Data kematian yang dilaporkan pemerintah juga dinilai masih under reporting dan belum mengacu pada pedoman WHO," terangnya.
Baca Juga: Pemkot Batu dan DPRD Sepakati APBD 2025, Alokasi Fokus pada Pembangunan Berkelanjutan
Bagus juga mengkritik terkait pelaksanaan PSBB. Menurutnya, PSBB kurang konsisten, karena saat lewat di beberapa check point, petugas kadang melakukan pemeriksaan dan kadang tidak. Dirinya menilai pemerintah daerah pun turut kebingungan dengan kebijakan pemerintah yang berubah-ubah.
"Memang cukup sulit mencegah orang melintas di jalanan karena berbagai alasan," pungkasnya.
Hal senada diungkapkan Ghaib Sampurno, salah satu tokoh ormas kepemudaan di Kota Batu. Menurutnya, pemberlakuan new normal harus ditinjau ulang. "Saya sependapat jika pelaksanaan new normal harus ditinjau ulang," ungkapnya.
Baca Juga: Gelar Turnamen Gateball Antarkepala OPD, Pj Aries Ingin Jadi Sport Tourism di Kota Batu
Di sisi lain, kalangan anggota DPRD Kota Batu menyetujui pemberlakuan new normal di Kota Batu. Mereka menganggap, masyarakat sudah terlalu lama stay at home. Dengan penerapan new normal, mereka yakin kondisi perekonomian di Kota Batu akan kembali bergerak.
Terkait rencana pemberlakuan new normal di tengah terus bertambahnya jumlah pasien konfirm positif, pengelola wisata dan perhotelan di Kota Batu justru sudah menyiapkan new prosedur. Bahkan, ada juga tempat wisata yang sudah membuat Satgas Penanganan Covid-19 Internal.
Sekadar informasi, pasca PSBB Malang Raya, jumlah pasien konfirm positif di Kota Batu justru naik drastis. Terhitung sejak 1 Juni 2020 hingga 3 Juni, tercatat ada penambahan pasien konfirm hingga 21 orang dari Desa Giripurno dan Desa Beji. Hingga saat ini jumlah total pasien konfirm positif Covid-19 di Kota Batu sebanyak 35 orang. (asa)
Baca Juga: Bawaslu Kota Batu Catat Ada 7 Laporan Dugaan Pelanggaran Kampanye Pilkada 2024
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News