SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Kasus Covid-19 di Gubeng Kertajaya IX-G yang menyebabkan 4 orang dalam 1 keluarga meninggal dunia mengundang keprihatinan berbagai pihak.
Termasuk Pemprov Jatim, bergerak cepat melakukan swab test kepada anggota keluarga korban. Dua anggota keluarga korban yang belum ter-cover swab, langsung didisposisi atas nama Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, untuk dilakukan swab di RSUD Dr. Soetomo.
Baca Juga: Antisipasi Lonjakan Covid-19, Kepala Dinkes Jember Imbau Lansia Tidak Keluar Kota
Hal ini disampaikan Singgih Manggalou, orang yang mengusahakan swab test kepada 2 anggota keluarga tersebut. Prihatin terhadap nasib De, Singgih, temannya saat kuliah, akhirnya membantu mengontak dr. Romdoni, salah satu Direktur RS Universitas Airlangga. Pasalnya, dari 5 anggota keluarga korban, hanya 3 orang yang dilakukan swab oleh pihak Pemkot Surabaya.
"Awalnya saya mendapat cerita dari De (salah satu anggota keluarga korban), bahwa dia bersama keponakannya sampai saat ini belum dilakukan swab. Akhirnya saya kemarin pagi (4/6) menghubungi dr. Romdoni, salah satu Direktur RS Universitas Airlangga agar membantu untuk mengupayakan swab," ceritanya.
Menurut Singgih, berdasarkan penuturan De, sejak 4 orang keluarganya meninggal, 5 anggota keluarga yang ada harus melakukan isolasi mandiri. Baru kemarin (4/6), pihak Puskesmas Mojo mendatangi keluarganya untuk melakukan swab. Namun, swab tersebut hanya meng-cover 3 anggota keluarga. Yakni kakak kandung De, kakak iparnya, dan keponakannya yang masih berumur 2 tahun.
Baca Juga: Masa Transisi Menuju Endemi, Gubernur Khofifah: Masyarakat Boleh Tak Kenakan Masker Asal Sehat
"Dari sana, dr. Romdoni mengupayakan swab ke RS Unair, namun ternyata masih tutup karena masih menyelesaikan sampel yang tersisa. RS Unair baru membuka kembali pelayanan swab mulai Sabtu (6/6) besok. Akhirnya dr. Romdoni mengupayakan swab di RSUD dr. Soetomo, yang kemudian didisposisi oleh Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa. Bahkan dalam suratnya, gubernur juga mengucapkan belasungkawa kepada keluarga De," terangnya.
De dan keponakannya yang berumur 4 tahun pun akhirnya langsung menjalani swab test di RSUD dr. Soetomo, Jumat (5/6) pagi tadi.
Seperti diberitakan BANGSAONLINE.com (4/6/2020), perempuan berinisial De, warga Gubeng Kertajaya IX G kehilangan empat anggota keluarganya, yaitu mama, papa, kakak kandung, dan keponakannya. Mereka diguga terpapar Covid-19.
Baca Juga: Kemenkes Sebut Isu Hoaks Pengaruhi Capaian Imunisasi Nasional Masih Rendah
Perempuan bergelar sarjana itu menceritakan secara detail kronologi meninggalnya empat anggota keluarganya tersebut. Berawal dari gejala demam, batuk, dan flu yang dialami kakak perempuannya. Kebetulan kakaknya sedang hamil 8 bulan.
"Sebelumnya sudah pernah periksa ke RS PHC dan rapid test di Pura Raharja, tapi hasilnya negatif. Akhirnya pulang dan menjalani perawatan di rumah," ujarnya. Saat menjalani perawatan di rumah itulah, kondisi kakaknya memburuk, hingga kemudian harus kembali perawatan di rumah sakit, tepatnya pada Rabu (27/5) lalu.
Saat di rumah sakit, kondisi kakaknya tidak menunjukkan tanda-tanda membaik. "Di PHC kakak saya gagal napas, sempat dipasang ventilator. Setelah dicek, ternyata detak jantung bayi sudah gak ada," katanya.
Baca Juga: Kasus Covid-19 Meningkat, Gubernur Khofifah: Segera Vaksinasi Booster dan Tetap Prokes saat Berlibur
"Besoknya, Jumat (29/5), giliran papa dan mama saya yang masuk rumah sakit. Papa tiba-tiba hilang kesadaran dan mengalami diare, sedangkan mama mengalami meriang, batuk, dan sesak napas," ceritanya.
Sehari menjalani perawatan di rumah sakit, ayahnya justru meninggal, pada Sabtu (30/5). "Sempat di-rapid test hasilnya reaktif, tapi belum di-swab, sehingga meninggalnya dengan status PDP," terangnya.
Tak lama setelah ayahnya, giliran kakaknya yang meninggal, tepatnya Minggu (31/5) dini hari. "Meninggalnya pukul 02.00 WIB. Tapi kakak saya sudah sempat menjalani tes swab. Swab test pun keluarga gak tau. Tiba-tiba beberapa hari kemudian mendapat telepon dari puskesmas, kalau hasil swab kakak saya positif," kata D.
Baca Juga: Presiden Jokowi Ingatkan Masyarakat untuk Segera Lakukan Vaksinasi Booster
"Jadi pas Puskesmas Mojo ngabari kakakku positif, itu petugas sambil minta data semua KK serumah. Katanya mau dijadwalkan swab. Tapi sampai sekarang gak ada rapid test, swab juga secara mandiri," tambahnya.
Namun duka bagi D tidak berhenti di situ. Dua hari kemudian, Selasa (2/6) sore kemarin, giliran mamanya yang meninggal. Sama seperti papanya, sang mama juga belum sempat dites swab, meski sempat menjalani rapid test dengan hasil reaktif. "Jadwal swab dari pihak rumah sakit sebenarnya tanggal 2, tapi sampai mama meninggal sore hari belum sempat dilakukan swab. Harusnya pada hari itu jadwal swab-nya, sudah bayar administrasi juga," ujarnya.
Terkait musibah yang dialami keluarganya ini, dia meminta agar masyarakat tak mudah menghakimi, serta tidak mudah menyebarkan pesan yang belum tentu kebenarannya. Apalagi, menyangkut kondisi keluarga seseorang. "Saya lagi berduka, tapi malah ada kabar seperti itu, menyebutkan bahwa keluarga saya seluruhnya positif Covid-19," pungkasnya.
Baca Juga: Indonesia Jadi Salah Satu Negara Percontohan Program Destinasi Wisatawan China
Berita ini menjadi viral. Pemkot Surabaya pun langsung melakukan rapid test serentak sepanjang gang Gubeng Kertajaya IX. Setidaknya 69 warga dirapid test.
Wakil Koordinator Hubungan Masyarakat Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya M Fikser di Balai Kota Surabaya, Kamis (4/6/2020) mengatakan bahwa hasil rapid test-nya 5 warga reaktif. Menurut dia, saat ini ada yang sudah dibawa ke hotel, dan ada yang diisolasi di rumah. Ia juga menegaskan bahwa kawasan Gubeng Kertajaya itu menjadi prioritas. (rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News