BANGKALAN, BANGSAONLINE.com - Dalam memerangi penyebaran Covid-19, negara belum mengoptimalkan peran keluarga. Padahal, keluarga bisa meningkatkan peran kesadaran masyarakat. Bahkan peran keluarga, khususnya ibu rumah tangga, bisa mengambil peran penting dalam meminimalisasi dampak sosial pandemi Covid-19.
Pernyataan itu disampaikan Surokim Abdussalam, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya Universitas Trunojoyo Madura (FISIB UTM) menyikapi belum meredanya penyebaran corona di tanah air.
Baca Juga: Gandeng Pewanida Kuala Lumpur, Fkis UTM Abdimas Internasional Kajian Al Quran di Malaysia
"Pertahanan utama melawan Covid-19 adalah keluarga dengan basis rukun tetangga. Peran ibu-ibu menjadi sangat sentral yang perlu diperhatikan dalam menghadapi masa pendemi Covid-19," jelasnya kepada wartawan BANGSAONLINE.com, melalui chat WhatsApp, Sabtu (6/6)
Menurutnya, seorang ibu tahu detil keluar masuknya atau mobilisasi anggota keluarga, dari hari ke hari. Karena itu, seorang ibu punya peran penting dalam membimbing keluarga saat berada di rumah, hingga menjadi garda terdepan pencegahan dan penyembuhan Covid-19.
"Apalagi dengan rencana pemberlakuan new normal. Masyarakat perlu adanya edukasi untuk memberikan pemahaman tentang pentingnya menjaga kesehatan sesuai dengan petunjuk pemerintah atau protokol kesehatan. Ibu memiliki dan diberi bakat alam nurturant (care, mengayomi, melundungi, ketulusan). Oleh sebab itu, ibu rumah tangga akan lebih kuat menjadi modal sosial yang sangat membutuhkan untuk menguatkan psikologis anggota keluarga," ujar Surokim.
Baca Juga: Viral di Medsos, Mahasiswi di Bangkalan Dianiaya Pacarnya
"Ibu rumah tangga dalam kesehariannya selalu mengawasi pergerakan anggota keluarga. Sehingga bisa mengawasi dan menerapkan protokol kesehatan paling dekat. Melalui hal tersebut, ibu rumah tangga juga yang bisa mengolah, mengatur, dan menyuguhkan kebutuhan gizi dan asupan makanan yang dibutuhkan untuk kesehatan," ujar dosen Ilmu Komunikasi.
"Perannya sangat sentral, tetapi sejauh ini negara belum mampu menjangkau dan kolaborasi dengan baik. Apakah melalui perkumpulan ibu PKK, ibu seperti Muslimat, Aisyah, dan kader-kader di lingkungan sekitar yang belum dioptimalkan untuk membantu penanganan Covid-19. Sudah seharusnya negara memberi perhatian lebih dan optimalisasi peran yang lebih masif terkait pelibatan kalangan ibu-ibu," terang dia.
"Tanpa peran serta ibu-ibu, jangan harap semua bentuk edukasi tentang Covid-19 bisa maksimal. Covid-19, momentum optimalisasi peran feminim," katanya.
Baca Juga: IFO UTM Siapkan Kurikulum OBE agar Lulusan Relevan dengan Dunia Kerja
"Seorang ibu ibarat pasukan perang. Mereka itu masih senyap dan tidak mudah gaduh. Saya pun berharap pemerintah bisa memperhatikan kondisi ini, rumah tangga diajak kerja sama bareng guna memberantas Covid-19," pungkas Surokim. (ida/uzi/ns)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News