PAMEKASAN, BANGSAONLINE.com - Pandemi Covid-19 rupanya berdampak besar terhadap para pedagang keliling yang sehari-harinya berjualan di sekolah-sekolah di Kabupaten Pamekasan.
Sejak sekolah diliburkan karena pandemi Covid-19 pada pertengahan bulan Maret lalu, mereka kehilangan pelanggan. Bahkan ada yang terpaksa berhenti berjualan.
Baca Juga: Gelar Wisuda ke-V, Ketua STISA Pamekasan Apresiasi Perjuangan Wisudawan
Namun nasib mereka tidak sama dengan nasib para PKL lainnya yang bisa mendapatkan bantuan. para pedagang ini rupanya luput dari bantuan Jaring Pengaman Sosial (JPS) yang dikeluarkan oleh pemkab setempat.
Seperti yang diungkapkan Suriadi Agus Pradana, pedagang mainan yang biasa berjualan keliling di setiap sekolah di Pamekasan, mewakili suara rekan kerjanya.
Ia menceritakan, bila rekan seprofesinya luput dari bantuan jaring pengaman sosial akibat dampak Covid-19 yang dikeluarkan oleh Pemkab setempat. Padahal kata dia, para pedagang keliling yang kesehariannya berjualan di sekolah inilah yang sangat terdampak akibat mewabahnya pandemi Covid-19.
Baca Juga: Sepanjang 2024, Damkar Pamekasan Tangani 174 Kebakaran dan 13 Animal Rescue
Bahkan sebagian rekan kerjanya, kata Suriadi, ada yang sampai menjual kendaraan yang biasa mereka pakai untuk berjualan sehari-hari demi memenuhi kebutuhan ekonomi.
"Kami sekarang sudah tidak memiliki penghasilan sama sekali. Rombong kami masih diistirahatkan sembari menunggu sekolah masuk," kata Suriadi, Selasa (16/6/2020).
Selain itu, Suriadi mengaku pernah membuat surat terbuka melalui media sosial facebook yang disampaikan kepada Pemkab Pamekasan perihal keluhan yang dialami para pedagang keliling sejak sekolah diliburkan.
Baca Juga: Pimpin Upacara Hari Bela Negara ke-76, Pj Bupati Pamekasan: Momentum Perkuat Kesatuan Bangsa
Berikut isi surat terbuka yang pernah ditulis oleh Suriadi melalui media sosial facebook miliknya:
"Wahai Bupati Pamekasan beserta jajarannya, perlu kalian ketahui, ada beberapa rakyat anda yang kini terdampak nyata dari adanya pandemi Covid-19 ini.
Mereka adalah para pedagang keliling yang biasa berdagang di sekolah. Pedagang kecil yang biasa mengais rezeki receh di sekolah. Termasuk di dalamnya adalah saya sendiri yang berdagang mengais receh di setiap sekolah di wilayah Pamekasan.
Baca Juga: Si Jago Merah Hanguskan 10 Kios di RSUD Smart Pamekasan, Pasien Sempat Panik
Kini kami jadi PDP (Positif Dadi Pengangguran), akibat diliburkannya sekolah karena dampak dari pandemi Covid-19 ini.
Sangatlah miris keadaan kami saat ini, banyak dari teman-teman kami sampai menjual kendaraan bermotornya yang sehari-hari mereka pakai untuk berdagang demi menutupi kebutuhan hidup kami dan keluarga kami karena libur sekolah terus diperpanjang."
Diminta Setorkan Data ke Dinas Koperasi
Baca Juga: Kolaborasi dengan UTM, Pemkab Pamekasan Launching Produk Program Matching Fund 2024
Menurut Suriadi, sudah sewajarnya Pemkab Pamekasan memberikan bantuan kepada para pedagang keliling yang biasa berjualan di depan pintu gerbang sekolah dan tidak tebang pilih.
Suriadi juga mengungkapkan bahwa sebelumnya dia dan rekan kerjanya pernah diminta untuk mengumpulkan data oleh Dinas Koperasi dan UKM Pamekasan. Namun hingga saat ini data itu kabarnya belum jelas untuk apa.
"Katanya data itu untuk mendapat bantuan. Tapi sampai sekarang ini sejak awal sekolah di Pamekasan diliburkan, kami belum dapat bantuan dan perhatian apa-apa dari Pemkab," keluhnya.
Baca Juga: Lima Orang Sekeluarga Tewas dalam Sumur di Pamekasan
Saat dikonfirmasi soal itu, Plt Kepala Dinas Koperasi dan UKM Pamekasan Abdul Fatah mengaku kesulitan untuk mendapatkan data para pedagang keliling yang biasa berjualan di depan pintu sekolah di wilayah Pamekasan. Sebab menurut dia, para pedagang keliling itu jualannya berpindah-pindah (nomaden).
"Jadi kami kesulitannya di situ," kata Abdul Fata saat ditemui di kantornya.
Menurutnya, sangat memungkinkan para pedagang keliling itu mendapat bantuan jaring pengaman sosial, asal data mereka bisa diserahkan kepada pihaknya.
Baca Juga: Pj Gubernur Jatim Didampingi Ketua KPU RI Tinjau Kesiapan Pilkada 2024 di Pamekasan
"Setelah data itu terkumpul, maka akan kami kroscek ke lapangan bersama Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia (APKLI) Pamekasan. Kalau misal memungkinkan layak dapat, ya kita akan berikan bantuan itu," janjinya.
"Yang perlu diketahui juga data PKL itu sifatnya dinamis. Bisa bertambah dan bisa berkurang setiap bulannya," tutupnya.
Perlu diketahui, selama penyaluran bantuan jaring pengaman sosial di Pamekasan dilakukan, khusus pendataan para pedagang yang terdampak Covid-19, dipegang kendali oleh Dinas Koperasi dan UKM Pamekasan.
Baca Juga: Tegas Ingatkan soal Netralitas ASN, Pj Bupati Pamekasan: Bawaslu Bisa Melacak secara Digital
Dinas Koperasi dan UKM Pamekasan mendapat kucuran dana sebesar Rp 7.703.850.000,- dari Pemkab Pamekasan untuk penanganan bantuan dampak Covid-19 khusus bagi para pedagang.
Pada Rabu, 6 Mei 2020 lalu, Dinas Koperasi dan UKM Pamekasan juga telah mengucurkan dana bantuan sosial dari Pemkab Pamekasan untuk pedagang kaki lima (PKL) sebesar Rp 1.093.800.000.
Anggaran sebanyak itu dibagikan kepada 1823 PKL yang mendapat bantuan sosial berupa paket sembako dan uang tunai. (yen/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News