BANGSAONLINE.com - Jennifer Zeng dikurung di sebuah kamp konsentrasi di Beijing selama setahun. Dia menjadi sasaran penyiksaan fisik dan mental. Sementara para sipir penjara memilih-milih napi yang anggota dan organ tubuhnya akan diambil.
Kamp konsentrasi ini layaknya kamp Nazi, dan hampir dua puluh tahun Falun Gong berkibar, Jennifer Zeng, dikurung di sini, dan akhirnya dibebaskan. Dia bercerita tentang kekejaman penjara ini.
Baca Juga: Destinasi Wisata Terpopuler di Jepang: Panduan Lengkap untuk Liburan Anda
Selama 16 jam sehari, dia dipaksa berdiri di bawah sinar matahari dan membaca peraturan kamp sampai dia pingsan. Jika pingsan, seorang penjaga akan menyetrumnya dengan tongkat listrik. Demikian seterusnya sampai 16 jam.
Setelah dibebaskan, Jennifer Zeng segera kabur ke Amerika Serikat. Di tempat pelariannya ini, Zeng membuka semua kekejaman kamp konsentrasi itu. Bahkan, dia mendesak masyarakat internasional memberi tekanan kepada China untuk menghentikan kekejaman mereka kepada suku Uighur.
"Di kamp itu, banyak organ tubuh tahanan yang dicuri secara paksa,” kata dia. "Sangat menyedihkan, karena kami gagal menghentikan mereka ketika mereka melakukan ini pada Falun Gong," kata Zeng kepada Mirror Online. Bahkan, Zeng yakin, pengambilan organ tubuh napi itu diorganisir oleh negara.
Baca Juga: Mengapa Jupiter Punya Cincin, Sedangkan Bumi Tidak? Ini Penjelasannya
"Dunia barat mendanai penganiayaan ini dengan berinvestasi di Tiongkok. Partai Komunis Tiongkok sekarang memiliki kekuatan untuk memperluas pembunuhan massal ini ke Uighur, dan rakyat Hong Kong. Hampir setiap orang di Tiongkok berada di bawah pengawasan. Setidaknya kita harus mengatakan dengan keras 'ini tidak boleh terjadi' dan berdiri melawan sifat jahat partai Komunis."
"Kami mendesak adanya aturan, untuk menghentikan warga negara di dunia intermasional untuk pergi ke Tiongkok, dan melakukan transplantasi organ."
Zeng mengawali mengikuti Falun Gong, ketika tahun 1992 dia kehilangan banyak darah saat melahirkan putrinya. Selama bertahun-tahun dia berada di rumah sakit, tidak dapat bekerja dan sedih, sampai suatu hari dia diberi buku yang menjelaskan metode pengajaran Falun Gong.
Baca Juga: Ratusan Wisudawan Universitas Harvard Walk Out, Protes 13 Mahasiswa Tak Lulus karena Bela Palestina
"Saya membaca buku-buku dan semua pertanyaan saya tentang kehidupan manusia dan alam semesta semuanya dijawab," Zeng menjelaskan tentang latihan spiritual, yang menggabungkan meditasi dengan filsafat moral dan kewarganegaraan.
"Cukup mudah untuk berlatih: Anda pergi ke taman atau melakukannya di rumah; lima latihan yang memakan waktu dua jam; pilihlah kasih sayang dan toleransi.
Setelah sebulan berlatih setiap hari, Zeng, dinyatakan sembuh. Ketika ia dan banyak orang lainnya menemukan makna dalam ajaran Falun Gong, otoritas Tiongkok semakin waspada terhadap kekuatannya sebagai sebuah gerakan. Pada 20 Juli 1999, pasukan keamanan mulai mengumpulkan anggota Falun Gong dalam penangkapan massal di seluruh negeri. Zeng ditangkap pada hari pertama itu dan ditahan sebentar di pusat olahraga.
Baca Juga: Viral, Surat Suara di Taiwan Sudah Dicoblos Paslon Nomor Urut 3, KPU: Hoaks
Pada bulan Desember tahun itu, dia ditahan selama dua hari di gedung yang sama setelah menghadiri persidangan salah satu praktisi gerakan.
Dua bulan kemudian dia ditahan selama satu bulan karena mengadakan pertemuan dengan dua orang yang pergi ke Lapangan Tiananmen untuk demo, sebelum polisi menarik Zeng dari tempat tidurnya pada jam 2 pagi pada tanggal 13 April.
Mereka memblokir imel yang dia kirimkan kepada orang tuanya menjelaskan mengapa dia berencana untuk terus berlatih Falun Gong. Dia akhirnya dituduh makar, dan melakukan sabotase nasional. Dia menjalani satu tahun kamp kerja paksa di selatan Beijing.
Baca Juga: Dampak Tak Pernah Ganti Celana Dalam
"Dan organ-organ tubuh napi diambili. Untungnya, karena saya punya riwayat hepatitis C. maka organ tubuh saya tidak diambil.”
Dia dibebaskan setelah berpura-pura benci Falun Gong, dengan menulis esai tentang betapa jahatnya latihan itu, yang dia baca kepada sesama tahanan. Dia pun dibebaskan.
Setelah meninggalkan Tiongkok untuk AS, Zeng menulis sebuah buku tentang pengalamannya yang berjudul 'Menyaksikan Sejarah: Perjuangan Seorang Wanita Tiongkok untuk Kebebasan dan Falun Gong'.......
Baca Juga: Hindari Cara ini pada Wajan Antilengket Agar Tidak Cepat Rusak
Baca Juga: Beberapa Negara Terpanas di Dunia, Mali Capai 28,8 Derajat Celcius
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News