BangsaOnline- Tabloid mingguanCharlie Hebdo bakal tetap terbit. Isinya masih satiris. Bahkan, menurut pengacaranya, Richard Malka, kepada radio France Info, Senin, 12 Januari 2015,Charlie terbit untuk mengenang para awaknya yang tewas pada Rabu, 7 Januari 2015, dalam delapan halaman khusus dan dicetak satu juta eksemplar.
Termasuk memuat
lagi karikatur Nabi Muhammad SAW. “Kami tak akan menyerah. Semangat ‘Saya
adalah Charlie’ artinya hak untuk menghina,” ujar Richard.
Seperti dikutip
dariReuters, dia menambahkan, edisi Charlie Hebdo yang terbit pada Rabu,
14 Januari 2015, nanti itu untuk halaman depan akan dirilis pada Senin petang
waktu Paris, 12 Januari 2015, atau Selasa, 13 Januari 2015.
Aksi serangan
terhadapCharlie Hebdo dilakukan Kouachi bersaudara,
keduanya warga Prancis kelahiran Aljazair. Alasannya, tabloid mingguan itu
memuat kartun-kartun yang menghina Nabi Muhammad SAW.
Adapun Prancis
mengerahkan 10.000 tentara dan 5.000 polisi tambahan pada Selasa, 13 Januari
2015, untuk melindungi lokasi-lokasi vital. Para pejabat menyebutkan di antara
lokasi yang dijaga adalah sejumlah sinagog dan sekolah-sekolah Yahudi, setelah
serangan mematikan yang membunuh 17 orang oleh kelompok militan Islam di Paris
pekan lalu.
Baca Juga: Pro-Kontra Tesis Kiai Imaduddin Soal Nasab Ba'Alawi
Berpidato sehari setelah demonstrasi terbesar di Prancis dalam rangka penghormatan untuk para korban, Menteri Pertahanan Prancis Jean-Yves Le Drian mengatakan negerinya masih berpotensi diserang oleh teroris. Para tentara akan menjaga sarana transportasi publik, lokasi-lokasi turis, dan gedung-gedung penting, termasuk meningkatkan patroli jalanan.
Ahmad Merabet, polisi yang
ditembak mati dalam seranganCharlie Hebdo, tewas dalam aksi biadab yang dilakukan oleh dua teroris.
Hal itu dikatakan saudara Ahmad, Malik Merabet. Dalam pertemuan dengan keluarga
korban serangan pada Sabtu lalu, Malik menegaskan bahwa kedua pelaku
penyerangan itu bukan muslim sejati. Dalam kesempatan itu pula ia mengimbau
masyarakat untuk menjaga persatuan dan toleransi.
Ahmad Merabet
ditembak oleh anggota kelompok militan, Cherif Kouachi dan Said Kouachi, yang
menyerang kantor Charlie Hebdo setelah surat kabar asal Prancis tersebut
menerbitkan kartun Nabi Muhammad. Malik Merabet mengatakan tindakan teroris ini
tidak merepresentasikan ajaran agama Islam. (Baca:Majalah Anti-ISIS ini
Ditembaki Saat Rapat Redaksi)
MenurutDaily Mail, Ahad, 11 Januari 2015, Malik mengatakan kematian Ahmad
adiknya sia-sia jika masih banyak orang yang beranggapan bahwa Islam itu
ekstrem. Islam adalah agama yang damai dan penuh kasih.
"Jangan
menandai orang dengan kuas sewarna, jangan membakar masjid-masjid atau
sinagoga. Realitasnya, jika kalian menyerang orang-orang tidak akan
menghidupkan lagi keluarga kami yang meninggal dan tidak akan memberi kelegaan
kepada keluarga," kata Malik.
Ahmad Merabet tewas
ditembak saat tengah berpatroli di jalan depan kantorCharlie Hebdo. Ketika itu, dua penyerang sedang
melarikan diri. Ia ditembak oleh kedua teroris itu meski sudah mengangkat
tangan.
"Ahmad sedang
berjalan ketika berhadapan langsung dengan teroris. Ia mencoba menarik senjata.
Itu memang sudah tugasnya sebagai polisi," kata kolega Ahmad, Rocco
Contento. Ia menggambarkan Ahmad sebagai polisi yang selalu tersenyum dan
disukai banyak orang. Rocco mengatakan Ahmad merupakan orang yang mencintai
pekerjaanya.
Detik-detik
penembakan Ahmad tertangkap dalam rekaman video. Ia ditembak oleh salah satu
penyerang di bagian perut bawah lalu jatuh ke trotoar sambil mengerang
kesakitan. Kemudian ia kembali ditembak di kepala dari jarak dekat.
Gambar-gambar dari video itu tersebar luas di dunia maya, dan salah satunya
dipublikasikan di halaman muka satu surat kabar nasional Perancis.
Malik marah kepada
media cetak danonline yang memuat konten grafis yang
memperlihatkan penembakan saudaranya. Pemuatan rekaman itu, kata Malik, sangat
menyakitkan keluarga. "Berani-beraninya kalian mengambil video ini dan
menyiarkannya? Aku mendengar suaranya, aku mengenalinya, aku melihat dia
dibunuh dan aku terus mendengar dia setiap hari," kata Malik.
Ia menyatakan
bangga atas saudaranya yang telah mengabdi kepada kepolisian Prancis dan
berguna di mata masyarakat Paris. Menurut dia, Ahmad telah mempertahankan
nilai-nilai Republik, yakni kebebasan, persamaan, dan persaudaraan (liberty, equality, and
fraternity). Malik juga menyatakan senang lantaran Kouachi
bersaudara telah diringkus.
Tak Tembak Perempuan
Baca Juga: Catatan Nasab Domain Private, Bukan Konsumsi Publik
Drama penyerangan kantor majalah Charlie Hebdo di Paris, yang menewaskan 12 orang pada Rabu siang, 7 Januari 2015, lalu berlangsung cepat, tak sampai 5 menit. Tiba di lobi kantor itu, dua orang berpakaian gelap yang menenteng senapan Kalashnikov dan peluncur granat langsung menembak satu orang.
Korban pertama itu
adalah Frédéric Boisseau, seorang penjaga keamanan di gedung. Menurut seorang
saksi mata yang dikutip di media Prancis, para penyerang menembak Boisseau dan
melepaskan tembakan yang lain sehingga orang-orang berlarian ke atas. Teroris
pun naik ke lantai dua, tempat para kartunis dan wartawan rapat.
"Di mana Charb? Di mana Charb?" kata teroris itu. Charb yang dimaksud
adalah Stephane Charbonnier, pemimpin redaksi majalah satire itu. Mereka lalu
melepaskan tembakan di ruang redaksi. Charbonnier ditembak hingga meninggal. Di
ruangan itu, total sebanyak 10 orang tewas, termasuk Charbonnier dan 3 orang
kartunis.
Sigolene Vinson, seorang wartawan lepas, merupakan salah seorang saksi hidup
drama mengerikan itu. Perempuan yang lumayan cantik ini bersembunyi di lorong
di balik partisi, tapi salah satu dari teroris melihat dan meraih lengannya,
lalu menodongkan pistol di kepalanya.
Kepada media, Vinson mengatakan bahwa ia tidak akan dibunuh karena ia seorang
wanita. "Jangan takut, tenang, saya tidak akan membunuhmu,” katanya
menirukan teroris tersebut seperti dikutip oleh The New York Times.
Teroris itu berbicara dengan tegas dan tatapan tenang, "Kamu seorang
wanita. Tapi saya pikir apa yang Anda lakukan tidak benar. Ia kemudian
berpaling ke rekannya yang masih berupaya menembak, dan berkata, “Kami tidak
menembak perempuan! Kami tidak menembak perempuan!"
Hanya, Vinson belakangan membantah bahwa teroris itu meminta agar dia masuk Islam.
Sebelumnya, Radio France Internationale sempat mengungkapkan bahwa teroris itu
mengatakan kepada Vinson: “Anda harus masuk Islam, membaca Al-Quran dan memakai
jilbab."
Penyerangan brutal itu langsung mendapatkan reaksi masyarakata Prancis, bahkan
dunia. Ribuan orang berkumpul di alun-alun Place de la Republique di pusat kota
Paris, Rabu malam, menggelar aksi siaga dan banyak yang membawa plakat
bertuliskan “Je suis Charlie” atau “Saya Charlie”. Mereka menumpuk pulpen yang
mencerminkan kebebasan berekspresi dan membawa lilin untuk mengenang para
korban.
Baca Juga: Bagaimana Hukum Mintakan Ampun Dosa dan Nyekar Makam Orang Tua Non-Muslim?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News