SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini beserta Anggota Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 menghadiri acara Pengarahan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Republik Indonesia (Menkopolhukam) Mahfud MD selaku Wakil Ketua Pengarah Gugus Tugas Covid-19 kepada Gugus Tugas di Surabaya Raya, di Hotel JW Marriot Surabaya, Jum'at (26/6).
Acara tersebut juga dihadiri Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian yang juga memberikan pengarahan. Selain itu, hadir pula Gubernur Jatim beserta 10 Anggota Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim, Bupati Gresik, dan Bupati Sidoarjo dengan masing-masing Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.
Baca Juga: One Voice SMPN 1 Surabaya Raih Juara Dua Kategori Bergengsi di SWCF 2024
Wali Kota Risma memaparkan berbagai upaya Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dalam percepatan penanganan Covid-19. Mulai dari pelacakan atau tracing, penyemprotan disinfektan di berbagai tempat, pemberian intervensi berupa permakanan, obat-obatan, vitamin, serta rapid test dan swab secara massal. Termasuk keputusannya untuk memasuki transisi new normal.
“Karena saya melihat kondisi di masyarakat. Dan kami punya data pasien satu per satu. Detail alamatnya juga. Jadi begitu tahu siapa yang sakit, maka satu keluarga langsung isolasi, mereka tidak boleh keluar rumah,” kata Wali Kota Risma di awal paparannya.
Apalagi, kata dia, saat ini dengan adanya Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo sangat membantu masyarakat untuk lebih disiplin terhadap protokol kesehatan. Termasuk dalam memantau warga yang sedang isolasi mandiri.
Baca Juga: SWCF 2024 Jadi Ajang Kenalkan Seni dan Budaya Surabaya ke Kancah Internasional
“Jadi dengan adanya Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo ini sudah tidak menular ke samping,” ujarnya.
Menurutnya, jika saat ini penularan ke samping sudah tidak ada, maka penularan antar keluarga juga harus ikut diputus. Sehingga ketika ada salah satu anggota keluarga yang terkonfirmasi Covid-19, maka harus diputus dengan cara memisahkan di tempat yang berbeda.
“Dulu ketika saya mau putus itu, dikhawatirkan dokter nanti depresi. Tapi setelah saya lakukan, kampung-kampung yang merah ini jadi hijau,” kenang Risma.
Baca Juga: Pemkot Surabaya Raih UHC Award 2024, Anggarkan Rp500 Miliar per Tahun untuk Warga Berobat Gratis
Di momen itu, Risma mengungkapkan jumlah rapid test yang digelar secara masal saat ini secara kumulatif sudah mencapai 92.964 ribu. Dari rapid test itu, jika hasilnya adalah reaktif, maka selanjutnya ditindaklanjuti dengan tes swab.
“Kalau hasilnya positif, maka kita periksa lagi apakah dia punya gejala atau tidak. Kalau tidak, kami isolasi di Hotel Asrama Haji. Jika ada, dirawat di rumah sakit,” ungkapnya.
Sementara itu, Menteri Dalam negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengapresiasi langkah yang dilakukan oleh Wali Kota Risma dalam melakukan rapid test secara massal. Menurut dia, semakin banyak tes dilakukan, maka akan semakin baik. Hal tersebut tujuannya agar dapat memisahkan antara warga yang negatif dan positif.
Baca Juga: Anak Anggota DPRD Surabaya Jadi Korban Jambret di Galaxy Mall
“Kalau sudah ketemu yang positif dikarantina. Lalu yang negatif untuk tidak mendekati yang positif,” kata Tito Karnavian.
Mantan Kapolri ini juga menilai bahwa tingginya angka rapid test yang digelar di Surabaya itu membuat kota ini banyak ditemukan angka positif atau menjadi kawasan zona merah. Padahal, menurutnya, belum tentu wilayah dengan zona hijau benar-benar nol kasus Covid-19 lantaran belum dilakukan rapid test secara masif.
“Betul, luar biasa saya lihat tadi testing rate yang dilakukan di Surabaya sangat luar biasa. Sebenarnya bagus. Semakin banyak testing dilajukan semakin baik,” jelas Tito.
Baca Juga: Kampung Madani di Krembangan, Wujud Semangat Gotong Royong Masyarakat
Senada dengan itu, Menkopolhukam, Mahfud MD, mendorong kepada Gugus Tugas di masing-masing wilayah agar terus melaksanakan program-program percepatan penanganan Covid-19 yang telah berjalan. “Itu pokok arahannya, sehingga arahan saya sama dengan Bapak Mendagri tadi, yaitu tinggal dilaksanakan,” kata Mahfud MD.
Ia menambahkan, upaya pemerintah dalam menerapkan new normal, sebelumnya sudah melalui diskusi yang panjang. Sehingga nantinya suatu daerah dapat memberlakukan new normal on off sesuai dengan warna zona pada saat itu.
“Misalnya di Gresik new normal-nya on, di Surabaya on. Tapi bisa berubah. Sehingga ada potret yang selalu berubah berdasarkan warna zona dari Gugus Tugas itu,” pungkasnya. (ian/rev)
Baca Juga: Eri Cahyadi Terbitkan SE Larangan Judi Online di Lingkungan Pemkot Surabaya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News