BANGSAONLINE.com – Penjualan masker, face shield, alat rapid test, alat swab test, vitamin, ramuan tradisional menangguk untung saat pandemi covid-19 saat ini. Tapi ada satu bisnis lagi yang juga mengalami booming penjualan, yaitu boneka seks. Khususnya dari China, karena harganya lebih murah dari pada bikinan Eropa atau Amerika.
www.asiaone memberitakan, produsen boneka seks di China membeber fakta terjadi lonjakan pesanan sejak awal coronavirus.
Baca Juga: Mengapa Jupiter Punya Cincin, Sedangkan Bumi Tidak? Ini Penjelasannya
Manajer penjualan luar negeri, Violet Du mengatakan Libo Technology yang berbasis di Shandong telah meningkatkan produksinya sekitar 25 persen, menjadi mendekati 400 sejak mereka kembali bekerja pada akhir Februari.
Menurut Violet Du, Prancis, Amerika Serikat, dan Italia telah menjadi pasar ekspor paling aktif selama empat bulan terakhir, meskipun penjualan domestik melambat karena Cina mulai mengendalikan virus korona. "Lini produksi kami berjalan sepanjang waktu, dan pekerja kami bekerja dalam dua shift untuk memenuhi permintaan yang melonjak," kata Du.
Peningkatan permintaan sebagian besar disebabkan karena lockdown. Ekspor ke AS dan beberapa negara Eropa diperkirakan akan terus meningkat, selama langkah-langkah menghentikan virus tetap ada.
Baca Juga: Ratusan Wisudawan Universitas Harvard Walk Out, Protes 13 Mahasiswa Tak Lulus karena Bela Palestina
Pabrikan yang berbasis di Dongguan, Aibei Sex Doll Company, bahkan terpaksa menolak pesanan meski telah menambah pekerja.
Aibei memproduksi sekitar 1.500 boneka seks per bulan, dengan harga mulai Rp 4,5 – 7,5 juta. Penjualan ini bisa melonjak lebih dari 50 persen.
Pabrik-pabrik besar di Dongguan dapat memproduksi sekitar 2.000 boneka per bulan, dengan pabrik-pabrik kecil memproduksi sekitar 300 hingga 500. Angka produksi ini jauh di bawah permintaan saat ini dari AS dan Eropa, tambah Lou.
Baca Juga: Viral, Surat Suara di Taiwan Sudah Dicoblos Paslon Nomor Urut 3, KPU: Hoaks
Ekspor sex toy China telah meningkat 50 persen sepanjang tahun ini, menurut The Paper yang berbasis di Shanghai, dengan ekspor boneka seks berlipat ganda. Ekspor boneka seks ke Italia telah meningkat lima kali lipat sejak Maret, ketika dikonfirmasi kasus coronavirus mulai muncul.
Berbagai laporan juga menunjukkan permintaan dari AS, Inggris, Denmark, Selandia Baru, dan Australia meningkat ketika lock down.
Pada bulan Maret dan April ketika kasus coronavirus melonjak, Adam and Eva, merek mainan seks populer di Amerika Utara, melaporkan bahwa penjualan online mereka telah meningkat sekitar 30 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Baca Juga: Dampak Tak Pernah Ganti Celana Dalam
Pembuat mainan seks yang berbasis di Berlin, Wow Tech Group melaporkan pada bulan April bahwa penjualan online untuk merek We-Vibe dan Womanizer mereka telah meningkat lebih dari 200 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News