SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Pasca koalisi besar partai memastikan mengusung pasangan Machfud Arifin-Mujiaman Sukirno di Pilwali Surabaya 2020, maka yang dinantikan berikutnya adalah pasangan yang diusung PDI Perjuangan.
Berbagai nama pun bermunculan, termasuk dari 18 calon wali kota dan wakil wali kota yang turut dalam penjaringan PDI Perjuangan pada September 2019 lalu.
Baca Juga: Kunker ke SMKN 3 Bangkalan, Anggota DPD Lia Istifhama Disambati Inpassing dan Sertifikasi Guru
Hamedi, Ketua Sahabat Khofifah Indar Parawansa (KIP), salah satu unsur pendukung Khofifah-Emil ketika Pilgub 2018 menjelaskan, kans arek asli Suroboyo menjadi penentu kemenangan.
"Kearifan lokal itu pasti penentu. Budhe Khofifah sendiri, selalu mengingatkan relawan agar selalu turun ke wilayahnya masing-masing. Membangun dan membesarkan wilayahnya. Jadi setiap kota dan kabupaten selalu memiliki kader potensial, putra daerah. Saya yakin, kearifan lokal itu masih penting dan arek Suroboyo iku akeh sing pinter, kendhel. Ojok kesusu tergiur wong anyaran (orang baru, bukan asli Surabaya)," ujar Hamedi, Rabu (26/8/2020).
Warga Benowo yang juga kader Partai Hanura tersebut menjelaskan lebih detail sosok yang baginya layak maju dan sekaligus penentu kemenangan di Pilwali Surabaya 2020.
Baca Juga: Pascaterpilih Anggota DPD RI, Ning Lia Bolak-Balik Jadi Sasaran Hacker
"Bu Risma, iku wong wedhok, keibuan dan ngayomi. Jadi kudu wedhok maneh. Kalau dilihat potensi para kandidat, memang sosok perempuan bagusnya di wakil. Jadi gantian, kalau mau menarik, maka perempuan muda dan energik itu sangat dibutuhkan Surabaya. Apalagi yang jiwanya agamis. Saya dari awal condong ke Ning Lia, karena dialah yang selalu sabar berkomunikasi dengan relawan, baik ketika pilgub maupun pilpres," pungkasnya. (mdr/zar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News