BANGKALAN, BANGSAONLINE.com - Rektor Universitas Trunojoyo Madura (UTM) H. Moh. Syarif mengapresiasi upaya H. Syafiuddin, Anggota DPR RI yang telah menyuarakan UTM atau Perguruan Tinggi agar dilibatkan dalam program pembangunan daerah, khususnya di Pulau Madura.
Menurutnya, saat ini program-program Badan Pengembangan Wilayah Surabaya (BPWS) sudah banyak yang sesuai dengan hasil kegiatan yang ada di UTM. "Tinggal kita duduk satu meja, kita bisa berikan masukan, sehingga proritas kegiatannya sesuai dengan harapan masyarakat Madura," katanya saat di hubungi wartawan bangsaonline.com melalui sambungan telpon, Selasa (22/9/2020).
Baca Juga: Syafiuddin Ajak Kader PKB Berjuang Menangkan Pilkada Serentak 2024
Syarif mengungkapkan, selama ini BPWS hanya melakukan MoU dengan UTM di satu bidang saja. "Seharusnya keseluruhan program, agar UTM dapat memberikan kontribusi pemikiran untuk pengembangan Madura," sarannya.
Ia yakin, hasil kajian, penelitian, dan riset Perguruan Tinggi dapat memberikan masukan kontribusi terhadap pembangunan daerah. "Sayang juga kalau tidak dapat digunakan. Memang selayaknya kementerian harus integrasi dan berkolaborasi dengan berbagai Perguruan Tinggi, karena setiap Perguruan Tinggi memiliki pengembangan klaster khusus setiap kampus," ucapnya.
Baca Juga: Gandeng Pewanida Kuala Lumpur, Fkis UTM Abdimas Internasional Kajian Al Quran di Malaysia
(Syafiuddin saat meninjau Rest Area Tanean Suramadu yang masih terbengkalai. Padahal proyek ini menghabiskan anggaran Rp.800 miliar lebih, namun sampai saat ini belum bisa dimanfaatkan)
Karena itu, meminta pemerintah melalui berbagai ementerian seperti Kementerian PUPR, Kemenhub, Kemendes, dan BPWS menggandeng Perguruan Tinggi untuk merealisasikan program prioritasnya.
"Sehingga program atau kegiatan kementerian tidak mulai dari awal lagi, bahkan lebih maksimal, karena Perguruan Tinggi banyak yang telah melaksana kajian, penelitian, dan riset. Seperti UTM, telah melakukan penelitian terkait garam dan jagung, dan bahkan telah melakukan kerja sama dengan Desa Alang-Alang Kecamatan Labang, Bangkalan, terkait Smart Kampung," jelasnya
Baca Juga: Viral di Medsos, Mahasiswi di Bangkalan Dianiaya Pacarnya
"Saat ini, UTM juga telah memiliki program role model pembelajaran di desa. Bahkan saya sudah menyampaikan kepada Sekjen Kementerian Desa. Konsepnya bagus, konsep UTM tidak kalah dengan konsep yang ada, namun belum ada tanggapan dari Sekjen Kemende," ungkapnya.
Bahkan, masih kata Syarif, selama ini pihaknya sudah beberapa kali berkirim surat ke Presiden dan Kementerian terkait penelitian dan riset terhadap garam dan jagung yang dilakukan, tapi sampai saat ini belum ada respons.
"Walaupun memiliki konsep yang bagus, namun kalau tidak ada akses ke Pemerintah Pusat dan pola pendekatan, sulit untuk dapat realisasikan," pungkasnya. (uzi/rev)
Baca Juga: DPC PKB Bangkalan Usulkan Muhaimin Kembali jadi Ketua Umum 2024-2029
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News