BANYUWANGI, BANGSAONLINE.com - Bantuan sosial (bansos) beras dari Kementerian Sosial (Kemensos) yang dibagikan ke KPM (Keluarga Penerima Manfaat) dari Program Keluarga Harapan (PKH) dikeluhkan warga. Pasalnya, bantuan yang merupakan program jaring pengaman sosial (JPS) dari Kemensos itu diketahui beras jenis medium yang tak layak konsumsi.
Pantauan di lapangan, warga Desa Segobang Kecamatan Licin yang tercatat sebagai KPM, berbondong-bondong mendatangi kantor desa setempat, Senin (28/9/2020) kemarin.
Baca Juga: Pjs Bupati Trenggalek Tinjau Gudang Bulog
Setiap KPM mendapatkan bantuan 30 kg beras medium yang terdiri dari dua karung beras (masing-masing karung 15 kg) dari program BSB (Bantuan Sosial Beras) tersebut lantaran bantuan sosial beras tahapan satu dan dua digabung menjadi satu.
Namun, salah seorang warga penerima bantuan tersebut merasa tidak puas setelah melihat kualitas beras yang mereka terima. Lantaran beras yang diterimanya jauh dari kualitas biasanya yang diterimanya.
"Berasnya kuning kecokelatan dan kasar. Tapi gimana lagi. Namanya dikasih, ya kita terima. Tidak seperti biasanya," kata salah seorang warga berinisial S yang mendapatkan bantuan sosial dari Kemensos.
Baca Juga: Bansos Beras Diharapkan Lanjut, Presiden Jokowi Janji Akan Bisiki Prabowo
Sementara itu, menurut Dinas Sosial Banyuwangi, pihaknya hanya bertugas untuk menyalurkan bantuan sosial beras kelas medium tersebut melalui petugas PKH sebagai jaring pengaman sosial selama pandemi.
Rencananya, bantuan beras yang pengadaannya lewat Bulog itu akan dibagikan ke 66 ribu KPM di Banyuwangi selama tiga tahapan.
"Bansos tersebut adalah kerja sama dari Kementerian Sosial dengan Bulog. Jadi pengadaannya lewat Bulog, bukan dari kami," kata Bambang Sungkono, Kabid Perlindungan dan Jaminan Sosial Dinsos Banyuwangi, Selasa (29/9/2020).
Baca Juga: Jaga Kestabilan Ekonomi Masyarakat, Pemkot Batu Gelar Gerakan Pangan Murah
Menanggapi adanya keluhan masyarakat tentang kualitas beras yang tidak layak konsumsi tersebut, pihaknya mengaku sebelumnya sudah mewanti-wanti pihak Bulog agar membagikan jenis beras yang tidak terlalu buruk atau masih layak konsumsi meski hanya beras medium.
"Kami sebenarnya sudah mewanti-wanti Bulog, sebelum program ini jalan," ujarnya.
Dinsos pun mengakui telah menerima banyak keluhan terkait BSB tersebut. Namun pihaknya telah berkoordinasi dengan Bulog untuk mengganti beras medium yang tak layak konsumsi itu.
Baca Juga: Tanggapi Hasil Rakor Pengendalian Inflasi Daerah, Pemkot Kediri Siapkan Pelbagai Upaya
"Kemarin juga ada kasus seperti itu, tetapi sudah diganti berasnya oleh Bulog," ungkap Bambang.
Sementara itu, pihak Bulog Banyuwangi menepis anggapan jika beras medium yang dibagikan kepada penerima bansos beras tersebut tidak layak konsumsi.
"Beras medium yang kami bagikan ke penerima bantuan itu lebih baik jika dibanding dengan beras raskin dahulu. Jadi masih layak konsumsi," kata Jusri Fakih, Kepala Bulog Banyuwangi saat dikonfirmasi beberapa wartawan di kantornya.
Baca Juga: Jelang Panen Raya, Bulog Kancab Mojokerto Siap Serap Gabah dari Petani
Menurutnya, beras berwarna kuning karena telah lama disimpan di gudang lebih dari tiga sampai enam bulan lebih, sehingga beras yang dahulunya berwarna putih berubah warna.
"Tetapi jika dibandingkan dengan beras yang biasa diterima program BNPT, ya jelas beda. Karena program BNPT mendapatkan jenis beras premium, jika program bantuan sosial ini, berupa beras medium," ungkapnya.
Kendati demikian, pihak Bulog akan siap mengganti beras medium dari program bansos beras tersebut yang dinilai memang betul-betul tidak layak konsumsi.
Baca Juga: Terima Jagung dari NTB untuk Kesejahteraan Peternak, Bapanas Puji Kerja Sama Daerah Pemkab Blitar
"Kami siap ganti jika beras itu betul-betul tidak layak konsumsi," pungkasnya. (guh/zar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News