LAMONGAN (BangsaOnline) - Pengerajin Lamongan nampaknya belum siap menghadapi penerapan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang merupakan perdagangan bebas dinegara Asia Tenggara.
Hal itu disampaikan Bupati Fadeli saat melepas Komunitas Pengusaha dan Pengrajin Lamongan (Koppala) yang akan melakukan studi banding menuju Surabaya dan Madura, di halaman kantor Dinas Koperasi Industri dan Perdagangan (Diskopindag) Lamongan, Rabu (28/1).
Baca Juga: Hadapi MEA, Puluhan Tukang Becak di Kediri Belajar Bahasa Inggris
Fadeli menyebut MEA akan memiliki implikasi luar biasa kepada pengusaha lokal yang tidak siap. Karena dengan penerapan MEA, kalau pengusaha dan pengrajin lokal tidak siap, potensi Lamongan akan hilang digilas produk dari negara tetangga.]
Menurut dia, dengan adanya MEA, arus barang, jasa, investasi dan modal bahkan tenaga kerja dengan skill menjadi tidak ada hambatan dari satu negara ke negara lainnya di kawasan Asia Tenggara.
ia menyebut sangat tepat jika memberikan fasilitas pada Koppala agar produk usahanya bernilai saing tinggi. Karena menurut dia, selama ini pengusaha lokal produknya sudah cukup berkualitas, namun lemah dalam membuat packaging atau kemasannya.
Baca Juga: Seminar "Outlook Ekonomi 2016", Beber Persiapan Daerah untuk Hadapi MEA
"Produk selain harus berkualitas juga harus memiliki kemasan yang berkualitas pula. Dengan demikian akan memberi nilai tambah bagi produk itu. Semoga nanti dapat belajar banyak dari hasil studi banding di Surabaya dan Madura," pesan Fadeli didampingi Ketua Dekranasda Lamongan Mahdumah Fadeli.
Menurut Ketua Koppala, ada sejumlah 68 pengusaha dan pengrajin yang diberangkatkan studi banding ke Surabaya dan Madura. Dia Surabaya, mereka akan mempelajari produk buatan pengusaha dna pengrajin dari seluruh Jatim di Show Room Dewa Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Jatim.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News